Media Asuransi, JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa nilai ekspor Indonesia Desember 2024 mencapai US$23,46 miliar. Nilai ekspor turun 2,24 persen dibanding ekspor November 2024. Namun, jika dibanding Desember 2023, nilai ekspor naik sebesar 4,78 persen.
Plt Kepala BPS, Amalia A Widyasanti, menyampaikan bahwa ekspor nonmigas Desember 2024 mencapai US$21,92 miliar. Nilainya turun 3,36 persen dibanding November 2024 dan naik 4,83 persen jika dibanding ekspor nonmigas Desember 2023.
“Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari–Desember 2024 mencapai US$264,70 miliar atau naik 2,29 persen dibanding periode yang sama tahun 2023,” kata Amalia dalam keterangan resmi yang dikutip Jumat, 17 Januari 2025.
|Baca juga: BTN dan LPEI Jalin Kemitraan untuk Dorong Pertumbuhan Ekspor Indonesia
Dia jelaskan bahwa sejalan dengan total ekspor, nilai ekspor nonmigas yang mencapai US$248,83 miliar, naik 2,46 persen. Dari sepuluh komoditas dengan nilai ekspor nonmigas terbesar Desember 2024, sebagian besar komoditas mengalami penurunan, dengan penurunan terbesar pada mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya sebesar US$206,1 juta (26,38 persen). Sementara yang mengalami peningkatan terbesar adalah logam mulia dan perhiasan/permata sebesar US$41,9 juta (6,54 persen).
Sedangkan menurut sektor, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan Januari-Desember 2024 naik 5,33 persen dibanding periode yang sama tahun 2023. Demikian juga ekspor hasil pertanian, kehutanan, dan perikanan naik 29,81 persen, dan ekspor hasil pertambangan dan lainnya turun 10,20 persen.
Amalia menuturkan bahwa ekspor nonmigas Desember 2024 terbesar adalah ke China yaitu US$5,79 miliar, disusul Amerika Serikat US$2,46 miliar, dan Jepang US$1,45 miliar, dengan
|Baca juga: Nilai Ekspor UMKM Binaan BCA Mencapai Rp37 Miliar
kontribusi ketiganya mencapai 44,21 persen. Sementara ekspor ke ASEAN dan Uni Eropa (27 negara) masing-masing sebesar US$4,10 miliar dan US$1,35 miliar.
Menurut provinsi asal barang, ekspor Indonesia terbesar pada Januari-Desember 2024 berasal dari Provinsi Jawa Barat dengan nilai US$37,87 miliar (14,31 persen), diikuti Jawa Timur US$25,72 miliar (9,72 persen) dan Kalimantan Timur US$25,46 miliar (9,62 persen).
Lebih lanjut dijelaskan bahwa ekspor Indonesia pada Desember 2024 turun 2,24 persen dibanding November 2024, yaitu dari US$23.998,2 juta menjadi US$23.461,0 juta. Sementara jika dibanding Desember 2023, ekspor naik 4,78 persen. Penurunan ekspor Desember 2024 dibanding November 2024 disebabkan oleh menurunnya ekspor nonmigas 3,36 persen dari US$22.638,8 juta menjadi US$21.921,6 juta, sedangkan ekspor migas naik 17,12 persen, yaitu dari US$1.314,4 juta menjadi US$1.539,4 juta.
Amalia menuturkan bahwa peningkatan ekspor migas disebabkan oleh meningkatnya ekspor minyak mentah 28,02 persen menjadi US$231,0 juta, ekspor hasil minyak naik 2,50 persen menjadi US$468,5 juta dan ekspor gas alam naik 24,09 persen menjadi US$839,9 juta. Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia periode Januari-Desember 2024 mencapai US$264,70 miliar atau naik 2,29 persen dibanding periode yang sama tahun 2023, sementara ekspor kumulatif nonmigas mencapai US$248,83 miliar atau naik 2,46 persen.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News