Media Asuransi, JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa Nilai Tukar Petani (NTP) pada Januari 2022 sebesar 108,67, atau naik 0,30 persen dibandingkan NTP bulan sebelumnya.
“Kenaikan terjadi karena Indeks Harga yang Diterima Petani (It) naik sebesar 0,81 persen lebih tinggi dibandingkan kenaikan Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) sebesar 0,50 persen” ujar Kepala BPS, Margo Yuwono, dalam jumpa pers secara daring, Rabu, 2 Februari 2022.
Nilai Tukar Petani (NTP) adalah perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib). NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di perdesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi.
|Baca juga: Nilai Tukar Petani per Desember 2021 Naik 1,08 Persen
Pada Januari 2022, Provinsi Aceh mengalami kenaikan NTP tertinggi yakni sebesar 1,74 persen dibandingkan kenaikan NTP provinsi lainnya. Sebaliknya, Provinsi Sulawesi Barat mengalami penurunan NTP terbesar sebesar 1,93 persen dibandingkan penurunan NTP provinsi lainnya.
Selain itu, pada bulan yang sama terjadi kenaikan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) di Indonesia sebesar 0,45 persen yang disebabkan oleh kenaikan indeks pada seluruh kelompok pengeluaran. “Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) nasional Januari 2022 sebesar 108,65 atau naik 0,12 persen dibandingkan NTUP bulan sebelumnya,” kata Margo.
Sementara itu, Harga Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat petani naik 4,96 persen dan Harga Beras Premium di Penggilingan naik 1,57 persen. Dari 1.321 transaksi penjualan gabah di 27 provinsi selama Januari 2022, tercatat transaksi gabah kering panen (GKP) 57,61 persen, gabah kering giling (GKG) 26,95 persen, dan gabah luar kualitas 15,44 persen.
Selama Januari 2022, rata-rata harga GKP di tingkat petani Rp5.010 per kg atau naik 4,96 persen dan di tingkat penggilingan harganya Rp5.117 per kg atau naik 4,94 persen dibandingkan harga gabah kualitas yang sama pada bulan sebelumnya. Rata-rata harga GKG di tingkat petani Rp5.389 per kg atau naik 6,41 persen dan di tingkat penggilingan Rp5.502 per kg atau naik 6,39 persen. Harga gabah luar kualitas di tingkat petani Rp4.712 per kg atau naik 9,51 persen dan di tingkat penggilingan Rp4.824 per kg atau naik 9,86 persen.
|Baca juga: Upah Buruh Tani Nasional pada Agustus 2021 Naik 0,13 Persen
“Dibadningkan Januari 2021, di tingkat petani rata-rata harga gabah pada Januari 2022 untuk kualitas GKP, GKG, dan gabah luar kualitas masing-masing naik sebesar 1,80 persen, 1,34 persen, dan 5,22 persen. Di tingkat penggilingan, rata-rata harga gabah pada Januari 2022 untuk kualitas GKP, GKG, dan gabah luar kualitas masing-masing naik sebesar 1,81 persen, 1,29 persen, dan 5,26 persen, dibandingkan tahun sebelumnya” kata Margo Yuwono.
Kepala BPS juga mengatakan bahwa selama Januari 2022, survei harga produsen beras di penggilingan dilakukan terhadap 1.133 observasi beras di penggilingan pada 881 perusahaan penggilingan di 31 provinsi.
Pada Januari 2022, rata-rata harga beras kualitas premium di penggilingan sebesar Rp9.824 per kg, naik sebesar 1,57 persen dibandingkan bulan sebelumnya, sedangkan beras kualitas medium di penggilingan sebesar Rp9.381 per kg atau naik sebesar 2 ,77 persen, dan rata-rata harga beras luar kualitas di penggilingan sebesar Rp9.038 per kg atau naik sebesar 1,68 persen.
“Sementara itu, dibandingkan dengan Januari 2021, rata-rata harga beras di penggilingan pada Januari 2022 untuk kualitas premium dan kualitas luar masing-masing naik sebesar 0,45 persen dan 0,02 persen. Serta untuk kualitas medium turun sebesar 0,25 persen,” tutur Margo Yuwono.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News