Media Asuransi, JAKARTA – Glass ceiling adalah sebuah istilah yang menggambarkan hambatan yang dihadapi perempuan dan kelompok minoritas dalam mencapai posisi-posisi tinggi di dunia kerja, terutama di level manajerial dan pengambilan keputusan.
|Baca juga: Atasan Kantormu Toxic? Berikut Mengelola Konflik dengan Nonviolent Communication!
|Baca juga: Wajib Tahu! Berikut 4 Tanda Kamu Mungkin Berada di Lingkungan Kerja yang Toxic
Konsep ini mencerminkan ketidaksetaraan gender dan bias dalam organisasi. Dikemukakan pertama kali oleh Marilyn Loden pada 1978, glass ceiling menyoroti penghalang tak kasat mata yang menghambat kemajuan karier bagi perempuan dan minoritas. Sehingga efek dari glass ceiling sangat signifikan.
Berdasarkan Tugu Insurance, Sabtu, 9 Agustus 2025, berikut adalah efek dari glass ceiling:
Meningkatnya tingkat stres karyawan
Tingkat stres pada karyawan perempuan meningkat karena merasa terhambat dalam kemajuan karier mereka. Stres ini dapat mengurangi produktivitas kerja dan berdampak negatif pada kesejahteraan secara keseluruhan, seperti gangguan tidur, sakit kepala, dan perubahan mood.
Adanya keraguan diri karyawan
Glass ceiling juga membuat perempuan dan minoritas meragukan kemampuan dan nilai diri mereka sendiri, karena sering kali tidak diberi kesempatan yang sama untuk meniti karier. Hal ini bisa menyebabkan keraguan diri yang berkepanjangan dan berdampak pada motivasi dan kesejahteraan psikologis mereka.
|Baca juga: Biar Gen Z Betah Kerja, Perusahaan Wajib Banget Tahu Hal Ini!
|Baca juga: Ternyata Begini 9 Cara Liburan Impian Tanpa Bikin Boncos
Gangguan mental
Para perempuan juga cenderung mengalami gangguan mood seperti kecemasan dan depresi lebih banyak dibandingkan dengan laki-laki, sebagian besar disebabkan oleh pengalaman diskriminasi gender di tempat kerja yang menghambat pengembangan diri juga karir mereka.
Selain efek yang bisa dirasakan, ternyata glass ceiling juga bisa diatasi. Berikut tips agar terhindar dengan tepat:
Stand out
Salah satu langkah penting adalah terus menunjukkan kualitas kerja yang unggul. Melalui berbagi pencapaian dan portofolio secara teratur, dapat memperlihatkan kemampuan yang dimiliki dan membuka peluang untuk kamu mendapatkan perhatian atas prestasi tersebut.
|Baca juga: Life Skills di Dunia Kerja dan Pentingnya Menemukan Peluang Cuan
|Baca juga: Mengenal Apa Itu Job hopping dan Menimbang Pro dan Kontranya
Konsisten memberikan yang terbaik
Fokus pada memberikan hasil terbaik dalam setiap tugas yang diemban. Penting untuk tidak hanya mencari pengakuan dari atasan, tetapi juga untuk membuktikan kualitas pekerjaan yang konsisten dan berkualitas.
Membangun jaringan
Mengembangkan jaringan relasi yang luas dapat membuka peluang karier baru dan memberikan dukungan dalam menghadapi hambatan seperti glass ceiling. Bergabung dengan serikat pekerja atau organisasi profesi dapat menjadi cara efektif untuk memperluas jaringan dan membangun solidaritas di tempat kerja.
Berani mengutarakan kebijakan
Salah satu langkah proaktif adalah mendorong implementasi kebijakan anti diskriminasi di tempat kerja. Melalui partisipasi aktif dalam pembentukan kebijakan dan advokasi kepada pihak manajemen atau HRD, glass ceiling dapat secara bertahap diatasi dan lingkungan kerja yang lebih inklusif dapat dibangun.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News