Media Asuransi, JAKARTA – Chief Investment Officer (CIO) Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) Pandu Patria Sjahrir menilai peluncuran Yayasan Padi Kapas Indonesia relevan dengan pemikiran Dr Sjahrir yang merupakan ayah kandungnya.
Relevan yang dimaksudkan Pandu yakni dari sisi pemikiran ekonomi yang sosial atau social justice. “Kalau pembentukan ini kan kebetulan 17 tahun dari ayah saya meninggal, 28 Juli 2008. Ya, sebenarnya senang sekali,” ujar Pandu, di sela-sela peluncuran Yayasan Padi Kapas, di BEI, Jakarta, Senin, 28 Juli 2025.
|Baca juga: Bos Bursa Bidik IHSG Tembus 8.000 saat HUT ke-80 RI
|Baca juga: Tarif Impor 19% dari AS Dinilai Jadi Peluang Pabrik Asing Buka di Indonesia, Luhut Beberkan Alasannya!
Menurutnya peluncuran yayasan ini sesuai dengan beberapa program pemerintah, seperti program makanan bergizi gratis, program sekolah, hingga koperasi merah putih. “Itu semua menurut saya hal yang positif,” sebut Pandu.
Anggota Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Chatib Basri menambahkan isu yang sering dilontarkan oleh Dr Sjahrir ialah diregulasi. Bahkan di pertengahan 1980, tambahnya, Dr Sjahrir masih berupaya untuk menyelesaikan birokrasi yang berbelit-belit, rumit, dan menyusahkan banyak orang.
“Kemudian yang kedua adalah concern mengenai kesehatan dan pendidikan. Ini juga relevan dengan sekarang, baik itu program makan siang, sekolah rakyat, maupun kooperasi itu sangat relevan,” kata Chatib.
Dirinya menyebutkan disertasi dari ekonomi politik Dr Sjahrir ialah kebutuhan pokok. Kala itu, ia membahas mengenai SD Impress dan Puskesmas. Pemikiran seperti itu justru harus dilihat saat ini yakni dalam bentuk program pemerintah.
|Baca juga: Pesan Penting Luhut untuk Keponakannya Pandu Sjahrir dalam Menakhodai Danantara
|Baca juga: Isu Ijazah Jokowi Makin Panas, Luhut: Saya Saja Nggak Tahu Ijazah Saya di Mana
“Pokoknya saya kira peluncuran ini Yayasan Padi Kapas Indonesia menjadi sangat relevan untuk juga membahas isu-isu yang ada sekarang. Tentu soal fokus yaitu pendidikan,” tutup Chatib.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News