Media Asuransi, JAKARTA – Peran UMKM sebagai tulang punggung perekonomian Indonesia diperlihatkan dari kontribusinya sebanyak lebih dari 60 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional dan menyerap hampir 97% tenaga kerja. Sampai saat ini jumlah UMKM mencapai lebih dari 64 juta unit usaha.
Kontribusi UMKM terhadap ekspor nasional Indonesia mencapai sekitar 15,7 persen dari total ekspor. Kontribusi UMKM terhadap ekspor tersebut akan terus ditingkatkan pada tahun ini sehingga akan mendukung pencapaian target pertumbuhan ekspor sekitar sembilan persen dalam lima tahun mendatang.
“Di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto dalam 100 hari pertama ini, telah dilakukan salah satu inisiatif yakni hapus utang dan hapus tagih sebagai keberpihakan kepada UMKM, dan dari monitor yang terbanyak hapus tagih adalah Bank BRI. Nah, tentu ini merupakan perwujudan komitmen pemerintah kepada masyarakat,” kata Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, dalam sambutannya pada acara BRI UMKM Export dan BRI Microfinance Outlook 2025, di Kabupaten Tangerang, Kamis, 30 Januari 2025.
|Baca juga: CLIK Dukung Kementerian UMKM Salurkan KUR dengan Model Skor Kredit
Menko menuturkan bahwa pemerintah akan memberikan subsidi bunga hingga lima persen bagi kredit investasi yang diambil pelaku UMKM, apabila mereka berusaha di sektor padat karya, seperti tekstil maupun garmen, alas kaki, makanan-minuman, furnitur, dan lain-lain. Hal ini menjadi kesempatan bagi UMKM untuk meningkatkan kapasitas produksi untuk ekspor.
“Target pemerintah juga memperkuat inklusi keuangan yang menjadi fondasi penting untuk memastikan akses layanan keuangan yang merata bagi seluruh lapisan masyarakat. Saat ini, tingkat inklusi keuangan mencapai 88,7 persen, dan ini menjadi salah satu prioritas utama dalam RPJPN 2025-2045,” katanya dalam keterangan resmi.
|Baca juga: Pasar Asuransi UMKM Diproyeksi Mencapai US$417 Miliar pada 2032
Sementara itu, sbagai bentuk dukungan ekspor oleh UMKM, menurutnya pemerintah telah memiliki berbagai strategi yakni antara lain membentuk Satgas Peningkatan Ekspor Nasional termasuk untuk UMKM. Sedangkan untuk mendukung dari sisi pembiayaan semisal pembiayaan Ultra Mikro (UMi), Kredit Usaha Rakyat (KUR), PNM Mekaar, dan PNM Ulaam.
Pemerintah juga memberikan penugasan khusus kepada Lembaga Pembiayaan Ekspor Impor (LPEI) yang menyediakan kebutuhan modal kerja khusus ekspor, serta memfasilitasi penjaminan dan asuransi. Selain itu, juga memberikan fasilitas Kemudahan Impor untuk Tujuan Ekspor (KITE) melalui pembebasan PPN dan PPN impor yang diberikan untuk UMKM tujuan ekspor.
“Saya berharap UMKM dapat tumbuh. Kantor Kemenko Perekonomian nanti akan minta dari BRI untuk Top 20 dari UMK yang akan kita bina terus (bekerja sama) dengan Kementerian UMKM, agar bisa dinaikkan kelasnya. Setiap tahun minimal kita harapkan ada 20 (UMK) yang bisa graduasi jadi usaha menengah yang tangguh,” kata Menko Airlangga.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News