1
1

Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah

Petugas bank sedang menghitung uang tunai sebelum didistribusikan. | Media Asuransi/Arief Wahyudi

Media Asuransi, JAKARTA – Nilai tukar rupiah pada pekan keempat Juli 2024, menunjukkan angka yang cukup stabil. Mencermati kondisi perekonomian global dan domestik terkini, Bank Indonesia (BI) menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai rupiah secara periodik.

Perkembangan Nilai Tukar 29 Juli – 2 Agustus 2024.

Pada akhir hari Kamis, 1 Agustus 2024

  1. Rupiah ditutup pada level (bid) Rp16.230 per dolar AS.
  2. Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun turun ke 6,87 persen.
  3. DXY menguat ke level 104,42.
  4. Yield UST (US Treasury) Note 10 tahun turun ke level 3,976 persen.

DXY atau Indeks Dolar adalah indeks yang menunjukkan pergerakan dolar terhadap 6 mata uang negara utama lainnya (EUR, JPY, GBP, CAD, SEK, CHF).

UST atau US Treasury Note merupakan surat utang negara yang dikeluarkan pemerintah AS dengan tenor 1-10 tahun.

|Baca juga: Penutupan Perdagangan di Akhir Pekan: IHSG Negatif, Rupiah Pamer Kekuatan!

Pada pagi hari Jumat, 2 Agustus 2024

  1. Rupiah dibuka pada level (bid) Rp16.235 per dolar AS.
  2. Yield SBN 10 tahun turun di 6,79 persen.

Aliran Modal Asing (Minggu I Agustus 2024)

  1. Premi CDS Indonesia 5 tahun per 1 Agustus 2024 sebesar 75,81 bps (basis points), naik dibandingkan 26 Juli 2024 sebesar 72,95 bps.
  2. Berdasarkan data transaksi 29 Juli – 1 Agustus 2024, nonresiden tercatat net beli Rp10,27 triliun terdiri dari beli neto Rp5,77 triliun di pasar SBN, beli neto Rp2,19 triliun di SRBI dan beli neto Rp2,31 triliun di saham.
  3. Selama tahun 2024, berdasarkan data setelmen sampai dengan 1 Agustus 2024, nonresiden tercatat jual neto Rp28,04 triliun di pasar SBN, jual neto Rp2,20 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp173,32 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
  4. Berdasarkan data setelmen sampai dengan 1 Agustus 2024 pada semester II/2024, nonresiden tercatat beli neto di SRBI sebesar Rp42,97 triliun dan beli neto di pasar SBN sebesar Rp5,92 triliun, serta jual neto di saham sebesar Rp2,54 triliun.

“Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait, serta terus mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut,” kata Asisten Gubernur dan Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono, dalam keterangan resmi yang dikutip Media Asuransi, Senin, 5 Agustus 2024.

Editor: S. Edi Santosa

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post 4 Saham Ini Berpotensi Cuan saat IHSG Rawan Lanjutkan Koreksi
Next Post Market Brief: Wall Street Melemah Imbas Laporan Pekerjaan AS yang Loyo

Member Login

or