Media Asuransi, JAKARTA – Nilai tukar rupiah pada pekan kedua Desember 2024, menunjukkan angka yang cukup stabil. Mencermati kondisi perekonomian global dan domestik terkini, Bank Indonesia (BI) menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai rupiah secara periodik.
Perkembangan Nilai Tukar 9 – 13 Desember 2024
|Baca juga: Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar AS Melemah 2,74% Ytd
Pada akhir hari Kamis, 12 Desember 2024
- Rupiah ditutup pada level (bid) Rp15.920 per dolar AS.
- Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun naik ke 6,95 persen.
- DXY menguat ke level 106,96.
- Yield UST (US Treasury) Note 10 tahun naik ke level 4,328 persen.
DXY atau Indeks Dolar adalah indeks yang menunjukkan pergerakan dolar terhadap 6 mata uang negara utama lainnya (EUR, JPY, GBP, CAD, SEK, CHF).
UST atau US Treasury Note merupakan surat utang negara yang dikeluarkan pemerintah AS dengan tenor 1-10 tahun.
Pada pagi hari Jumat, 13 Desember 2024
- Rupiah dibuka pada level (bid) Rp15.945 per dolar AS.
- Yield SBN 10 tahun naik ke 7,00 persen.
|Baca juga: Tren Penurunan Suku Bunga dan Yield Segera Datang
Aliran Modal Asing (Minggu II Desember 2024)
- Premi CDS Indonesia 5 tahun per 12 Desember 2024 sebesar 70,48 basis points (bps), stabil dibandingkan dengan 6 Desember 2024 sebesar 70,58 bps.
- Berdasar data transaksi 9-12 Desember 2024, nonresiden tercatat beli neto sebesar Rp7,33 triliun, terdiri dari jual neto sebesar Rp1,31 triliun di pasar saham, beli neto sebesar Rp8,84 triliun di pasar SBN, dan jual neto sebesar Rp0,20 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
- Selama tahun 2024, berdasar data setelmen sampai dengan 12 Desember 2024, nonresiden tercatat beli neto sebesar Rp22,78 triliun di pasar saham, Rp38,63 triliun di pasar SBN dan Rp171,36 triliun di SRBI.
- Pada semester II/2024, nonresiden tercatat beli neto sebesar Rp22,78 triliun di pasar saham, Rp72,59 triliun di pasar SBN dan Rp41,01 triliun di SRBI.
“Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait, serta terus mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut,” kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, dalam keterangan resmi yang dikutip Media Asuransi, Senin, 16 Desember 2024.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News