Media Asuransi, JAKARTA – Nilai tukar rupiah pada pekan ketiga Desember 2024, menunjukkan angka yang cukup stabil. Mencermati kondisi perekonomian global dan domestik terkini, Bank Indonesia (BI) menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai rupiah secara periodik.
Perkembangan Nilai Tukar 16 – 20 Desember 2024
|Baca juga: Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah
Pada akhir hari Kamis, 19 Desember 2024
- Rupiah ditutup pada level (bid) Rp16.285 per dolar AS.
- Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun naik ke 7,07 persen.
- DXY menguat ke level 108,41.
- Yield UST (US Treasury) Note 10 tahun naik ke level 4,562 persen.
DXY atau Indeks Dolar adalah indeks yang menunjukkan pergerakan dolar terhadap 6 mata uang negara utama lainnya (EUR, JPY, GBP, CAD, SEK, CHF).
UST atau US Treasury Note merupakan surat utang negara yang dikeluarkan pemerintah AS dengan tenor 1-10 tahun.
|Baca juga: MAMI: Ruang Pelonggaran Moneter Masih Cukup Besar, Peluang Menarik bagi Pasar Obligasi
Pada pagi hari Jumat, 20 Desember 2024
- Rupiah dibuka pada level (bid) Rp16.290 per dolar AS.
- Yield SBN 10 tahun stabil ke 7,07 persen.
Aliran Modal Asing (Minggu III Desember 2024)
- Premi CDS Indonesia 5 tahun per 19 Desember 2024 sebesar 75,79 basis points (bps), naik dibanding dengan 13 Desember 2024 sebesar 71,81 bps.
- Berdasar data transaksi 16-19 Desember 2024, nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp8,81 triliun, terdiri dari jual neto sebesar Rp3,67 triliun di pasar saham, Rp4,43 triliun di pasar SBN, dan Rp0,71 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
- Selama tahun 2024, berdasar data setelmen sampai dengan 19 Desember 2024, nonresiden tercatat beli neto sebesar Rp17,45 triliun di pasar saham, Rp37,81 triliun di pasar SBN dan Rp171,97 triliun di SRBI.
- Pada semester II/2024, nonresiden tercatat beli neto sebesar Rp17,10 triliun di pasar saham, Rp71,77 triliun di pasar SBN dan Rp41,62 triliun di SRBI.
“Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait, serta terus mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut,” kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, dalam keterangan resmi yang dikutip Media Asuransi, Senin, 23 Desember 2024.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News