1
1

Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah

Petugas bank sedang menghitung uang tunai sebelum didistribusikan. | Media Asuransi/Arief Wahyudi

Media Asuransi, JAKARTA – Nilai tukar rupiah pada pekan pertama Februari 2025, menunjukkan angka yang cukup stabil. Mencermati kondisi perekonomian global dan domestik terkini, Bank Indonesia (BI) menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai rupiah secara periodik.

Perkembangan Nilai Tukar 3 – 7 Februari 2025

|Baca juga: BI Menarik Uang Rupiah Khusus Seri For The Children of The World Tahun Emisi 1999

Pada akhir hari Kamis, 6 Februari 2025

  1. Rupiah ditutup pada level (bid) Rp16.325 per dolar AS.
  2. Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun turun ke 6,88 persen.
  3. DXY melemah ke level 107,69.
  4. Yield UST (US Treasury) Note 10 tahun turun ke 4,434 persen.

DXY atau Indeks Dolar adalah indeks yang menunjukkan pergerakan dolar terhadap 6 mata uang negara utama lainnya (EUR, JPY, GBP, CAD, SEK, CHF).

UST atau US Treasury Note merupakan surat utang negara yang dikeluarkan pemerintah AS dengan tenor 1-10 tahun.

|Baca juga: Rupiah Loyo Dihajar Panasnya Perang Tarif AS vs Kanada

Pada pagi hari Jumat, 7 Februari 2025

  1. Rupiah dibuka pada level (bid) Rp16.320 per dolar AS.
  2. Yield SBN 10 tahun naik di 6,92 persen.

 

Aliran Modal Asing (Minggu I Februari 2025)

  1. Premi CDS Indonesia 5 tahun per 6 Februari 2025 sebesar 74,98 bps (basis points), turun dibanding dengan 31 Januari 2025 sebesar 75,32 bps.
  2. Berdasar data transaksi 3-6 Februari 2025, nonresiden tercatat beli neto sebesar Rp1,45 triliun, terdiri dari jual neto sebesar Rp3,29 triliun di pasar saham, beli neto Rp9,14 triliun di pasar SBN, dan jual neto Rp4,40 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
  3. Selama tahun 2025, berdasarkan data setelmen sampai dengan 6 Februari 2025, nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp2,85 triliun di pasar saham, beli neto Rp10,73 triliun di pasar SBN dan beli neto Rp10,44 triliun di SRBI.

“Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait, serta terus mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut,” kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, dalam keterangan resmi yang dikutip Media Asuransi, Senin, 10 Februari 2025.

Editor: Editor: S. Edi Santosa

 

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post REVIEW SEPEKAN: IHSG Terkoreksi 5,16%, Kapitalisasi Pasar Susut 5,87%
Next Post Porsi Investasi Industri Asuransi di SRBI Masih Kecil, OJK Bakal Lakukan Ini!

Member Login

or