1
1

Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah

ilustrasi pasar uang internasional. | Foto: freepick

Media Asuransi, JAKARTA – Nilai tukar rupiah pada pekan keempat Februari 2025, menunjukkan angka yang cukup stabil. Mencermati kondisi perekonomian global dan domestik terkini, Bank Indonesia (BI) menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai rupiah secara periodik.

Perkembangan Nilai Tukar 24 – 28 Februari 2025

Pada akhir hari Kamis, 27 Februari 2025

  1. Rupiah ditutup pada level (bid) Rp16.445 per dolar AS.
  2. Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun naik ke 6,88 persen.
  3. DXY menguat ke level 107,24.
  4. Yield UST (US Treasury) Note 10 tahun turun ke 4,260 persen.

|Baca juga: Rupiah Sentuh Level Terendah 5 Tahun Terhadap Dolar

DXY atau Indeks Dolar adalah indeks yang menunjukkan pergerakan dolar terhadap 6 mata uang negara utama lainnya (EUR, JPY, GBP, CAD, SEK, CHF).

UST atau US Treasury Note merupakan surat utang negara yang dikeluarkan pemerintah AS dengan tenor 1-10 tahun.

Pada pagi hari Jumat, 28 Februari 2025

  1. Rupiah dibuka pada level (bid) Rp16.520 per dolar AS.
  2. Yield SBN 10 tahun naik ke 6,93 persen.

|Baca juga:Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah

Aliran Modal Asing (Minggu IV Februari 2025)

  1. Premi CDS Indonesia 5 tahun per 27 Februari 2025 sebesar 75,13 bps (basis points), naik dibanding dengan 21 Februari 2025 sebesar 70,34 bps.
  2. Berdasar data transaksi 24-27 Februari 2025, nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp10,33 triliun, terdiri dari jual neto sebesar Rp7,31 triliun di pasar saham, Rp1,24 triliun di pasar SBN, dan Rp1,78 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
  3. Selama tahun 2025, berdasar data setelmen sampai dengan 27 Februari 2025, nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp15,47 triliun di pasar saham, beli neto sebesar Rp12,86 triliun di pasar SBN dan Rp7,67 triliun di SRBI.

“Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait, serta terus mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut,” kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, dalam keterangan resmi yang dikutip Media Asuransi, Senin, 3 Maret 2025.

Editor: S. Edi Santosa

 

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post IHSG Rontok, Coba Cek 4 Saham Ini Sebelum Ketinggalan Cuan!
Next Post REVIEW SEPEKAN: IHSG Terkoreksi 7,83% ke Level 6.270

Member Login

or