1
1

Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah

Pergerakan Pasar Valuta Asing. | foto: Media Asuransi/Arief Wahyudi

Media Asuransi, JAKARTA – Nilai tukar rupiah pada pekan kedua Mei 2025, menunjukkan angka yang cukup stabil. Berdasarkan kondisi perekonomian global dan domestik terkini, Bank Indonesia (BI) menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai rupiah secara periodik.

Perkembangan Nilai Tukar 14 – 16 Mei 2025

|Baca juga: Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah

Pada akhir hari Kamis, 15 Mei 2025

  1. Rupiah ditutup pada level (bid) Rp16.510 per dolar AS.
  2. Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun naik ke 6,90 persen.
  3. DXY menguat ke level 100,88.
  4. Yield UST (US Treasury) Note 10 tahun naik ke 4,432 persen.

DXY atau Indeks Dolar adalah indeks yang menunjukkan pergerakan dolar terhadap 6 mata uang negara utama lainnya (EUR, JPY, GBP, CAD, SEK, CHF).

UST atau US Treasury Note merupakan surat utang negara yang dikeluarkan pemerintah AS dengan tenor 1-10 tahun.

|Baca juga: OJK Menilai Stabilitas Sektor Jasa Keuangan Tetap Terjaga, di Tengah Ketidakpastian Global

Pada pagi hari Jumat, 16 Mei 2025

  1. Rupiah dibuka pada level (bid) Rp Rp16.450 per dolar AS.
  2. Yield SBN 10 tahun turun ke 6,87 persen.

Aliran Modal Asing (Minggu II Mei 2025)

  1. Premi CDS Indonesia 5 tahun per 15 Mei 2025 sebesar 83,34 bps (basis points), turun dibandingkan dengan 9 Mei 2025 sebesar 88,93 bps.
  2. Berdasar data transaksi 14-15 Mei 2025, secara agregat nonresiden tercatat beli neto sebesar Rp4,14 triliun, terdiri dari beli neto sebesar Rp4,52 triliun di pasar saham dan Rp1,14 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), serta jual neto sebesar Rp1,52 triliun di pasar SBN.
  3. Sepanjang tahun 2025 (year to date/ytd), berdasar data setelmen sampai dengan 15 Mei 2025, nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp52,53 triliun di pasar saham dan Rp20,54 triliun di SRBI, serta beli neto sebesar Rp29,10 triliun di pasar SBN.

“Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait, serta terus mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut,” kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, dalam keterangan resmi yang dikutip Media Asuransi, Senin, 19 Mei 2025.

Editor: S. Edi Santosa

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post IPOT Bond Resmi Meluncur, Era Baru Investasi Obligasi di Indonesia
Next Post Vale Indonesia (INCO) Tebar Dividen 60% dari Laba 2024, Setara Rp569 Miliar

Member Login

or