1
1

Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah

Ilustrasi. | Foto: Bank Indonesia

Media Asuransi, JAKARTA – Nilai tukar rupiah pada pekan terakhir Juli 2025, menunjukkan angka yang cukup stabil. Berdasarkan kondisi perekonomian global dan domestik terkini, Bank Indonesia (BI) menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai rupiah secara periodik.

Perkembangan Nilai Tukar 28 Juli – 1 Agustus 2025

|Baca juga: 7 Investasi Pilihan yang Aman saat Rupiah Tidak Bernyali Menguat

Pada akhir hari Kamis, 31 Juli 2025

  1. Rupiah ditutup pada level (bid) Rp16.450 per dolar AS.
  2. Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun naik ke 6,56 persen.
  3. DXY menguat ke level 99,97.
  4. Yield UST (US Treasury) Note[2] 10 tahun turun ke 4,374%.

DXY atau Indeks Dolar adalah indeks yang menunjukkan pergerakan dolar terhadap 6 mata uang negara utama lainnya (EUR, JPY, GBP, CAD, SEK, CHF).

UST atau US Treasury Note merupakan surat utang negara yang dikeluarkan pemerintah AS dengan tenor 1-10 tahun.

|Baca juga: Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah

Pada pagi hari Jumat, 1 Agustus 2025

  1. Rupiah dibuka pada level (bid) Rp Rp16.500 per dolar AS.
  2. Yield SBN 10 tahun stabil di 6,56 persen.

 

Aliran Modal Asing (Minggu IV Juli 2025)

  1. Premi CDS Indonesia 5 tahun per 31 Juli 2025 sebesar 71,40 bps (basis points), naik dibanding dengan 25 Juli 2025 sebesar 69,94 bps.
  2. Berdasar data transaksi 28-31 Juli 2025, nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp16,24 triliun, terdiri dari jual neto sebesar Rp2,27 triliun di pasar saham, Rp1,37 triliun di pasar SBN, dan Rp12,60 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
  3. Selama tahun 2025, berdasar data setelmen sampai dengan 31 Juli 2025, nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp58,69 triliun di pasar saham dan Rp77,39 triliun di SRBI, serta beli neto Rp59,07 triliun di pasar SBN.

“Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait, serta terus mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut,” kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, dalam keterangan resmi yang dikutip Media Asuransi, Senin, 4 Agustus 2025.

Editor: S. Edi Santosa

 

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Melonjak 18%, Bank Mega Syariah Bukukan DPK Rp11 Triliun di Semester I/2025
Next Post Bos OJK: Masih Ada Ruang untuk Bank Turunkan Suku Bunga Kredit di 2025

Member Login

or