Media Asuransi, JAKARTA – Nilai tukar rupiah pada pekan ketiga Juni 2022, menunjukkan angka yang cukup stabil. Mencermati perkembangan ekonomi yang berangsur pulih seiring dengan semakin terkendalinya penyebaran Covid-19, Bank Indonesia (BI) menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai rupiah secara periodik.
|Baca juga: Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah
Indikator stabilitas adalah nilai tukar dan inflasi, sebagai berikut :
A. Perkembangan Nilai Tukar 13 – 17 Juni 2022
Pada akhir hari Kamis, 16 Juni 2022
- Rupiah ditutup melemah di level (bid) Rp14.765 per dolar AS.
- Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun naik di 7,36%.
- DXY[1] melemah ke level 103,63.
- Yield UST (US Treasury) Note[2] 10 tahun naik ke level 3,195%.
DXY atau Indeks Dolar adalah indeks yang menunjukkan pergerakan dolar terhadap 6 mata uang negara utama lainnya (EUR, JPY, GBP, CAD, SEK, CHF).
UST atau US Treasury Note merupakan surat utang negara yang dikeluarkan pemerintah AS dengan tenor 1-10 tahun.
Pada pagi hari Jumat, 17 Juni 2022
- Rupiah dibuka pada level (bid) Rp14.820 per dolar AS.
- Yield SBN 10 tahun naik di level 7,39%.
Aliran Modal Asing (Minggu III Juni 2022)
- Premi CDS Indonesia 5 tahun naik ke level 137,03 bps per 16 Juni 2022 dari 117,31 bps per 10 Juni 2022.
- Berdasarkan data transaksi 13 Juni – 16 Juni 2022, nonresiden di pasar keuangan domestik jual neto Rp7,34 triliun terdiri dari jual neto di pasar SBN sebesar Rp6,75 triliun dan jual neto di pasar saham sebesar Rp0,59 triliun.
- Berdasarkan data setelmen s.d 16 Juni 2022 (ytd), nonresiden jual neto Rp96,49 triliun di pasar SBN dan beli neto Rp70,00 triliun di pasar saham.
B. Perkembangan Inflasi
- Berdasarkan Survei Pemantauan Harga pada minggu III Juni 2022, perkembangan inflasi sampai dengan minggu ketiga Juni 2022 diperkirakan sebesar 0,43% (mtm).
- Penyumbang utama inflasi Juni 2022 sampai dengan minggu III yaitu cabai merah sebesar 0,14% (mtm), cabai rawit sebesar 0,10% (mtm), bawang merah sebesar 0,06% (mtm), telur ayam ras 0,05% sebesar (mtm), tomat sebesar 0,03% (mtm), bayam dan air kemasan masing-masing sebesar 0,02% (mtm), kangkung, ikan kembung, nasi dengan lauk, sabun detergen bubuk/cair, dan rokok kretek filter masing-masing sebesar 0,01% (mtm). Sementara itu, komoditas yang menyumbang deflasi pada periode ini yaitu minyak goreng sebesar 0,05% (mtm), angkutan antar kota dan daging ayam ras masing-masing sebesar 0,03% (mtm), serta daging sapi, bawang putih, udang basah, dan emas perhiasan masing-masing sebesar 0,01% (mtm).
“Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait untuk tetap mendorong pertumbuhan ekonomi di tengah tekanan eksternal yang meningkat, serta terus mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut,” kata Direktur Eksekutif, Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono, dalam keterangan resmi yang dikutip Media Asuransi, Senin, 20 Juni 2022.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News