1

Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah

Ilustrasi. | Foto: Bank Indonesia

Media Asuransi, JAKARTA – Nilai tukar rupiah pada pekan keempat September 2025, menunjukkan sedikit pelemahan. Berdasarkan kondisi perekonomian global dan domestik terkini, Bank Indonesia (BI) menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai rupiah secara periodik.

Perkembangan Nilai Tukar 22 – 26 September 2025

|Baca juga: Rupiah Terus Dihantam Dolar AS, Bos BI Komitmen All Out Stabilkan Mata Uang Garuda

Pada akhir hari Kamis, 25 September 2025

  1. Rupiah ditutup pada level (bid) Rp16.735 per dolar AS.
  2. Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun naik ke 6,40 persen.
  3. DXY menguat ke level 98,55.
  4. Yield UST (US Treasury) Note 10 tahun naik ke 4,170 persen.

DXY atau Indeks Dolar adalah indeks yang menunjukkan pergerakan dolar terhadap 6 mata uang negara utama lainnya (EUR, JPY, GBP, CAD, SEK, CHF).

UST atau US Treasury Note merupakan surat utang negara yang dikeluarkan pemerintah AS dengan tenor 1-10 tahun.

|Baca juga: Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah

Pada pagi hari Jumat, 26 September 2025

  1. Rupiah dibuka pada level (bid) Rp Rp16.750 per dolar AS.
  2. Yield SBN 10 tahun naik ke 6,43 persen.

 

Aliran Modal Asing (Minggu IV September 2025)

  1. Premi CDS Indonesia 5 tahun per 25 September 2025 sebesar 83,18 bps (basis points), naik dibanding dengan 19 September 2025 sebesar 69,59 bps.
  2. Berdasar data transaksi 22-25 September 2025, nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp2,71 triliun, terdiri dari jual neto sebesar Rp2,16 triliun di pasar SBN dan Rp5,06 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), serta beli neto sebesar Rp4,51 triliun di pasar saham.
  3. Selama tahun 2025, berdasar data setelmen sampai dengan 25 September 2025, nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp51,34 triliun di pasar saham dan Rp128,85 triliun di SRBI, serta beli neto sebesar Rp36,25 triliun di pasar SBN.

“Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait, serta terus mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut,” kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, dalam keterangan resmi yang dikutip Senin, 29 September 2025.

Editor: S. Edi Santosa

 

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Chandra Daya Investasi (CDIA) Bantah Rumor Akuisisi ExxonMobil Indonesia
Next Post Manjakan Nasabah Tajir, BNI (BBNI) Resmikan Emerald Center di PIM 1

Member Login

or