1
1

Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah

Ilustrasi. | Foto: Bank Indonesia

Media Asuransi, JAKARTA – Nilai tukar rupiah pada pekan terakhir Oktober 2025, cukup stabil. Berdasarkan kondisi perekonomian global dan domestik terkini, Bank Indonesia (BI) menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai rupiah secara periodik.

Perkembangan Nilai Tukar 27– 31 Oktober 2025

|Baca juga: Bos BI Sebut Nilai Tukar Rupiah Terkendali di Tengah Ketidakpastian Global

Pada akhir hari Kamis, 30 Oktober 2025

  1. Rupiah ditutup pada level (bid) Rp16.635 per dolar AS.
  2. Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun naik ke 6,03 persen.
  3. DXY menguat ke level 99,53.
  4. Yield UST (US Treasury) Note 10 tahun naik ke 4,097 persen.

DXY atau Indeks Dolar adalah indeks yang menunjukkan pergerakan dolar terhadap 6 mata uang negara utama lainnya (EUR, JPY, GBP, CAD, SEK, CHF).

UST atau US Treasury Note merupakan surat utang negara yang dikeluarkan pemerintah AS dengan tenor 1-10 tahun.

|Baca juga: Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah

Pada pagi hari Jumat, 31 Oktober 2025

  1. Rupiah dibuka pada level (bid) Rp Rp16.620 per dolar AS.
  2. Yield SBN 10 tahun naik ke 6,04 persen.

Aliran Modal Asing (Minggu V Oktober 2025)

  1. Premi CDS Indonesia 5 tahun per 30 Oktober 2025 sebesar 73,07 bps (basis points), turun dibanding dengan 24 Oktober 2025 sebesar 78,95 bps.
  2. Berdasar data transaksi 27-30 Oktober 2025, nonresiden tercatat beli neto sebesar Rp1,00 triliun, terdiri dari beli neto sebesar Rp4,40 triliun di pasar saham, serta jual neto sebesar Rp3,23 triliun di pasar SBN dan Rp0,17 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
  3. Selama tahun 2025, berdasar data setelmen sampai dengan 30 Oktober 2025, nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp46,17 triliun di pasar saham dan Rp135,86 triliun di SRBI, serta beli neto sebesar Rp3,89 triliun di pasar SBN.

“Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait, serta terus mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut,” kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, dalam keterangan resmi yang dikutip Senin, 3 November 2025.

Editor: S. Edi Santosa

 

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Laba Bersih BFI Finance (BFIN) Tumbuh 4,7% Jadi Rp1,17 Triliun hingga Kuartal III/2025
Next Post Bos Permata Bank: Kita Harus Siap Bertransformasi untuk Hidupkan Kembali Pertumbuhan Domestik

Member Login

or