1
1

Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah

Ilustrasi. | Foto Bank Indonesia

Media Asuransi, JAKARTA – Nilai tukar rupiah pada pekan kedua Desember 2025, cukup stabil. Berdasar kondisi perekonomian global dan domestik terkini, Bank Indonesia (BI) menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai rupiah secara periodik.

Perkembangan Nilai Tukar 8 -12 Desember 2025

|Baca juga: Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah

Pada akhir hari Kamis, 11 Desember 2025

  1. Rupiah ditutup pada level (bid) Rp16.665 per dolar AS.
  2. Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun turun ke 6,16 persen.
  3. DXY melemah ke level 98,35.
  4. Yield UST (US Treasury) Note 10 tahun naik ke 4,157 persen.

DXY atau Indeks Dolar adalah indeks yang menunjukkan pergerakan dolar terhadap 6 mata uang negara utama lainnya (EUR, JPY, GBP, CAD, SEK, CHF).

UST atau US Treasury Note merupakan surat utang negara yang dikeluarkan pemerintah AS dengan tenor 1-10 tahun.

|Baca juga: BI Perkuat Strategi Operasi Moneter Pro Market Demi Jaga Rupiah Terkendali

Pada pagi hari Jumat, 12 Desember 2025

  1. Rupiah dibuka pada level (bid) Rp16.650 per dolar AS.
  2. Yield SBN 10 tahun stabil di 6,16 persen.

Aliran Modal Asing (Minggu II Desember 2025)

  1. Premi CDS Indonesia 5 tahun per 11 Desember 2025 sebesar 72,99 bps (basis points), naik dibanding dengan 5 Desember 2025 sebesar 71,28 bps.
  2. Berdasar data transaksi 8-11 Desember 2025, nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp0,13 triliun, terdiri dari beli neto sebesar Rp1,14 triliun di pasar saham, dan Rp2,85 triliun di pasar SBN, serta jual neto sebesar Rp4,12 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
  3. Selama tahun 2025, berdasar data setelmen sampai dengan 11 Desember 2025, nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp25,95 triliun di pasar saham, Rp3,49 triliun di pasar SBN, dan Rp116,34 triliun di SRBI.

“Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait, serta terus mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut,” kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, dalam keterangan resmi yang dikutip Senin, 15 Desember 2025.

Editor: S. Edi Santosa

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Generali Indonesia Kembali Jadi Official Insurance Partner Semarang 10K
Next Post OJK: Kebijakan Perlakuan Khusus Kredit/Pembiayaan Korban Bencana agar Tidak Berdampak Sistemik

Member Login

or