Media Asuransi, JAKARTA – Nilai tukar rupiah pada minggu ketiga Maret 2023, menunjukkan angka yang cukup stabil. Mencermati kondisi perekonomian global dan domestik terkini, Bank Indonesia menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai rupiah secara periodik.
Indikator stabilitas adalah nilai tukar, sebagai berikut:
Perkembangan Nilai Tukar 20 – 24 Maret 2023
Pada akhir hari Selasa, 21 Maret 2023
- Rupiah ditutup pada level (bid) Rp15.340 per dolar AS.
- Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun stabil di 6,88%.
- DXY melemah ke level 102,53.
- Yield UST (US Treasury) Note 10 tahun turun ke level 3,427%.
DXY atau Indeks Dolar adalah indeks yang menunjukkan pergerakan dolar terhadap 6 mata uang negara utama lainnya (EUR, JPY, GBP, CAD, SEK, CHF).
|Baca juga: Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah
UST atau US Treasury Note merupakan surat utang negara yang dikeluarkan pemerintah AS dengan tenor 1-10 tahun.
Pada pagi hari Jumat, 24 Maret 2023
- Rupiah dibuka pada level (bid) Rp15.140 per dolar AS.
- Yield SBN 10 tahun turun ke 6,86%.
Aliran Modal Asing (Minggu IV Maret 2023)
- Premi CDS Indonesia 5 tahun naik ke 104,21 bps per 23 Maret 2023 dari 103,66 bps per 17 Maret 2023.
- Berdasarkan data transaksi 20–21 Maret 2023, nonresiden di pasar keuangan domestik jual neto Rp0,14 triliun terdiri dari jual neto Rp0,05 triliun di pasar SBN dan jual neto Rp0,09 triliun di pasar saham.
- Selama tahun 2023, berdasarkan data setelmen sampai dengan 21 Maret 2023, nonresiden beli neto Rp41,98 triliun di pasar SBN dan beli neto Rp1,07 triliun di pasar saham.
“Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait, serta terus mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut,” kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono, dalam keterangan resmi yang dikutip Media Asuransi, Senin, 27 Maret 2023.
Editor; S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News