Media Asuransi, JAKARTA – Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, mengatakan bahwa perbaikan ekonomi dunia berlanjut, namun berisiko lebih rendah dari prakiraan sebelumnya, disertai dengan kenaikan inflasi serta percepatan normalisasi kebijakan moneter di berbagai negara.
“Peningkatan ketegangan geopolitik Rusia-Ukraina, implementasi kebijakan zero Covid-19 di China, dan percepatan normalisasi kebijakan moneter di berbagai negara berdampak pada pelemahan pertumbuhan ekonomi global,” kata Perry Warjiyo, dalam keterangan resmi hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI, yang dikutip Media Asuransi, Rabu, 25 Mei 2022.
|Baca juga: BI: Perbaikan Ekonomi Indonesia Terus Berlanjut
Menurut Gubernur BI, pertumbuhan ekonomi berbagai negara, seperti Eropa, Amerika Serikat (AS), Jepang, China, dan India berisiko lebih rendah dari proyeksi sebelumnya. “Volume perdagangan dunia berpotensi lebih rendah dari prakiraan sebelumnya sejalan dengan risiko tertahannya perbaikan perekonomian global dan masih berlangsungnya gangguan rantai pasokan global,” jelasnya.
Menurut Perry, harga komoditas global masih meningkat, termasuk komoditas energi, pangan, dan logam, sehingga memberikan tekanan pada inflasi global. Peningkatan inflasi global tersebut mendorong percepatan normalisasi kebijakan moneter di negara maju, termasuk AS, dan negara berkembang, yang berdampak pada peningkatan ketidakpastian pasar keuangan global.
“Hal tersebut mendorong terbatasnya aliran modal asing dan menekan nilai tukar di berbagai negara berkembang, termasuk Indonesia,” tegas Gubernur BI, Perry Warjiyo.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News