Media Asuransi, JAKARTA – PT Prima Layanan Nasional Enjiniring (PLN Enjiniring), anak perusahaan dari PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) (Persero), serius menerapkan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) di perusahaan. Hal itu tercermin dari langkah strategis terkait transisi energi.
Direktur Utama PLN Enjiniring Chairani Rachmatullah menyampaikan PLN menyadari pemanasan global yang saat ini terjadi bukan hanya di Indonesia tetapi dunia. Hal itu seperti peristiwa cuaca ekstrem, kehilangan keanekaragaman hayati, ekosistem yang berubah, sistem bumi yang kritis, hingga kekurangan sumber daya alam.
|Baca juga: Pastikan Kasus Gagal Bayar di Industri Asuransi Tidak Terulang, OJK Didesak Perkuat Pengawasan!
|Baca juga: Vale Indonesia (INCO) Rombak Direksi, Slamet Sugiharto Gantikan Luke Mahony
“Ini semua hal-hal yang harus disesuaikan secara bersama saat kita bicara transisi energi. Mau tidak mau kita semua akan bicara ke situ juga, tidak hanya ke lingkungan. Hal itu semua menjadi risiko paling serius yang harus kita hadapi, bukan nanti, tapi sekarang,” ujar Chairani, dalam sebuah webinar, Kamis, 25 September 2025.
Sebagai contoh, PLN mengalami ancaman pada operasi dan infrastruktur saat terjadi gangguan iklim. Kondisi itu seperti kesulitan suplai air yang terjadi di tahun lalu sehingga PLN tidak bisa optimal dalam mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).
Hal itu mendorong PLN untuk menaikkan pembangkit listrik berbahan gas dan batu bara. “Maka PLN mulai meningkatkan infrastruktur yang tahan terhadap perubahan iklim, yang kalau gampangnya itu artinya meningkatkan porsi Energi Baru Terbarukan (EBT) menjadi suatu keharusan,” ujarnya.
Jika tidak dilakukan percepatan transisi energi, Chairani menjelaskan, PLN akan terus tertekan oleh keadaan dan kondisi akibat dampak dari perubahan iklim. Dirinya menambahkan lebih dari 50 juta ton co2 telah direduksi dengan menambahkan pembangkit renewable dengan PLN juga telah selesai menambah 4,3 gigawatt (GW) pembangkit renewable.
|Baca juga: Legislator Sebut Masih Ada Rumah Sakit Nakal yang Lakukan Urun Biaya Obat kepada Pasien BPJS
|Baca juga: Tekan Masalah Pengelolaan Keuangan, Taspen Diusulkan Masuk Pengawasan OJK!
Kemudian terdapat 47 dari 52 PLTU yang menggunakan biomassa, 14 GW daya terpasang dengan menerapkan clean cool technology di beberapa pembangkit batu bara, serta terus melakukan pendalaman infrastruktur pada beberapa transmisi lainnya.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News