1
1

PMI Februari 2024, Sektor Manufaktur Indonesia Terus Berekspansi

Beberapa pekerja sedang melakukan produksi mesin. | Foto: Ist

Media Asuransi, JAKARTA – Sektor manufaktur Indonesia terus mengalami ekspansi pada laju yang sedikit berubah dari awal tahun pada bulan Februari 2023.

Menurut data PMI yang diterbitkan oleh S&P Global, kenaikan solid pada produksi didukung oleh kenaikan lebih lanjut pada pekerjaan baru yang kemudian mendorong produsen Indonesia menaikkan aktivitas pembelian dan jumlah tenaga kerja mereka.

Kepercayaan diri juga meningkat. Akan tetapi, perusahaan mencatat kenaikan tercepat pada biaya input sejak akhir 2022, sementara inflasi harga output naik tajam ke level tertinggi hanya dalam waktu satu tahun.

|Baca juga: Menperin Optimistis PMI Manufaktur Indonesia Lanjutkan Ekspansi di 2024

Purchasing Managers’ Index™ (PMI) Manufaktur Indonesia dari S&P Global yang disesuaikan secara berkala turun ke posisi 52,7 pada bulan Februari, turun sedikit dari 52,9 pada bulan Januari. Data terkini menunjukkan perbaikan berkelanjutan pada kondisi sektor manufaktur meski laju sedikit berkurang. Ini memperpanjang periode ekspansi saat ini menjadi dua setengah tahun.

Produksi manufaktur di Indonesia naik pada bulan Februari dan pada tingkat solid, meski laju pertumbuhan berkurang dari posisi tertinggi dalam dua tahun pada bulan Januari. Kenaikan didorong oleh jumlah pekerjaan baru yang masuk semakin besar, perbaikan pada kondisi permintaan yang mendukung membantu pesanan baru naik selama sembilan bulan berturut-turut.

Akan tetapi, permintaan asing stagnan, jumlah stok yang mencukupi di beberapa klien dilaporkan menghambat pesanan baru dari luar negeri. Aktivitas pembelian naik solid, sejalan dengan kenaikan arus pekerjaan baru dan kenaikan produksi. Yang kemudian mendorong akumulasi inventori praproduksi lebih lanjut.

Sementara itu, stok barang jadi mengalami ekspansi untuk pertama kali sejak bulan Oktober lalu karena perusahaan kembali mengisi inventori seiring meningkatnya permintaan. Tingkat ketenagakerjaan meningkat untuk ketiga kalinya dalam empat bulan terakhir, dengan perusahaan manufaktur Indonesia merekrut staf tambahan untuk menghadapi beban kerja berkelanjutan dan agar selalu dapat menyelesaikan pekerjaan yang sedikit agak menumpuk.

Namun demikian, laju kenaikan lapangan kerja baru hanya pada kisaran marginal pada bulan Februari. Beralih ke kondisi pasokan, kinerja pemasok menurun pada bulan Februari setelah membaik selama dua bulan. Bukti anekdotal menunjukkan bahwa kekurangan bahan baku dan kemacetan lalu lintas menyebabkan waktu tunggu pesanan sedikit lebih lama pada pertengahan menuju triwulan pertama.

Tekanan harga semakin intensif pada bulan Februari, dengan kenaikan bahan baku dan biaya keuangan menyebabkan kenaikan tajam pada harga input rata-rata sejak bulan November 2022. Akibatnya, produsen Indonesia membagikan sebagian biaya kepada klien dengan menaikkan harga jual rata-rata pada tingkat yang lebih tinggi.

|Baca juga: PMI Manufaktur Indonesia pada Desember 2023 terus Meningkat

Namun demikian, tingkat inflasi harga jual masih di bawah rata-rata jangka panjang. Sentimen bisnis di seluruh sektor manufaktur Indonesia bertahan positif pada bulan Februari, karena perusahaan tetap berharap bahwa produksi akan meningkat dalam 12 bulan mendatang. Tingkat optimisme naik dari bulan Januari, meski masih di bawah tren historis.

Jingyi Pan, Economics Associate Director S&P Global Market Intelligence, mengatakan data PMI bulan Februari kondisi pengoperasian sektor manufaktur Indonesia terus meningkat sejak awal tahun. “Permintaan domestik yang solid mendukung pertumbuhan pesanan baru dan output, sedangkan permintaan asing stagnan pada bulan Februari dan akan sangat penting untuk mengamati tanda-tanda kondisi global yang lebih baik dalam bulan-bulan mendatang,” katanya dalam keterangan resmi, Jumat, 1 Maret 2024.

Menurutnya, inflasi biaya input menguat pada bulan Februari, yang sering dikaitkan dengan kenaikan biaya bahan baku. Meski belum berdampak terhadap kenaikan harga output di atas rata-rata, berbagi beban biaya secara terus menerus dapat menyebabkan kenaikan cepat pada biaya pada bulan-bulan mendatang dan menyebabkan hambatan atas pertumbuhan permintaan dan output.

“Secara umum, sentimen di antara perusahaan manufaktur Indonesia pada bulan Februari membaik, sejalan dengan indikator-indikator yang mengarah ke masa depan seperti pesanan baru, menunjukkan bahwa output akan terus berkembang dalam jangka pendek.”

Editor: Achmad Aris

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post IHSG Diramal Mixed, Ajaib Sarankan EXCL, ADMR, SILO
Next Post Seleris Dukung Penerapan POJK No. 20/2023: Mudahkan Underwriting Asuransi Jiwa Kredit

Member Login

or