1
1

PMI Manufaktur ASEAN Membaik, Thailand Memimpin Ekspansi

Ilustrasi pabrik kendaraan bermotor. | Foto: Ist

Media Asuransi, GLOBAL – Data PMI ASEAN terkini mengungkap perbaikan tingkat sedang pada kondisi manufaktur di seluruh wilayah pada bulan Juni. Baik produksi maupun permintaan baru mengalami ekspansi pada bulan Juni.

Akan tetapi, tren menunjukkan fenomena berbeda karena pertumbuhan produksi manufaktur menurun ke posisi terendah enam bulan, sementara pesanan pabrik mengalami ekspansi pada kisaran sedikit lebih cepat. Pada saat yang sama, waktu tunggu pesanan (lead time) rata-rata kembali berkurang pada akhir triwulan kedua, sementara tekanan inflasi terus membaik.

Namun demikian, meski output dan penjualan mengalami kenaikan berkelanjutan di seluruh sektor, perusahaan manufaktur gagal menaikkan lapangan kerja selama empat bulan berkelanjutan.

Headline Purchasing Managers’ Index™ (PMI™) Manufaktur Indonesia dari S&P Global tercatat di posisi 51,0 pada bulan Juni, turun dari 51,1 pada bulan Mei. Angka headline kini telah turun selama dua bulan berturutturut, dengan data terkini menunjukkan perbaikan kecil pada kondisi pengoperasian sejak bulan Maret.

|Baca juga: PMI Manufaktur Indonesia pada Juni 2023 Naik ke Level 52,5

Data per negara menunjukkan bahwa lima dari tujuh negara ASEAN peserta survei melaporkan kondisi bisnis yang lebih kuat pada bulan Juni. Thailand memimpin peringkat. Meski solid (PMI di angkat 53,2), tingkat pertumbuhan terus turun dari rekor tinggi pada bulan April, menunjukkan ekspansi yang jauh lebih lambat selama bulan Juni. Bersama-sama, pertumbuhan di seluruh Singapura (52,7) dan Indonesian (52,5) tergolong sedang secara keseluruhan.

Namun demikian, tingkat ekspansi mengalami percepatan di seluruh wilayah kedua negara, mengarah pada kenaikan paling kuat masing-masing dalam tujuh dan dua bulan. Terlebih lagi, keduanya merupakan negara yang mencatat pertumbuhan yang lebih kuat pada bulan Juni.

Sebagaimana telah terjadi sejak bulan Februari 2022, perusahaan manufaktur Filipina mencatat perbaikan pada kondisi kesehatan di sektor manufaktur. Namun demikian, angka yang disesuaikan secara berkala (50,9) merupakan terendah kedua yang diamati pada periode yang disebutkan sebelumnya, menunjukkan perbaikan tingkat sedang secara keseluruhan.

Perusahaan manufaktur di seluruh Myanmar juga melaporkan perbaikan kecil pada kondisi pengoperasian. Meski jauh lebih lemah dari rekor survei tinggi survei pada bulan April, data di atas 50,0 masih tergolong kemajuan positif untuk sektor ini yang telah menurun selama tiga tahun terakhir.

Angka headline Malaysia dan Vietnam terus menunjukkan penurunan kondisi bisnis, dengan kontraksi tercatat masing-masing selama sepuluh dan empat bulan berjalan. Sementara perusahaan manufaktur Malaysia menunjukkan penurunan tercepat sejak bulan Januari (47,7), perusahaan manufaktur di seluruh Vietnam menunjukkan penurunan lebih kecil (46,2) dibandingkan dengan penurunan tajam yang dilaporkan pada periode survei sebelumnya.

|Baca juga: Pertumbuhan Sektor Manufaktur ASEAN pada Mei Masih Lamban

Perbaikan pada kondisi manufaktur ASEAN secara keseluruhan berasal dari ekspansi lebih lanjut pada permintaan baru dan output. Sementara ekspansi permintaan baru mencatat kenaikan lebih cepat, volume produksi tumbuh pada laju paling lemah sejak bulan Desember 2022.

Sejalan dengan kenaikan yang lebih rendah pada output, perusahaan manufaktur menaikkan aktivitas pembelian mereka pada kisaran yang lebih lambat dalam lima bulan. Dari segi inventaris, perusahaan terus membangun stok bahan baku dan barang setengah jadi selama tiga bulan berturut-turut.

Namun demikian, inventaris pasca produksi turun selama dua bulan berturut-turut, meski hanya pada kisaran kecil. Sementara itu, rantai pasokan terus menunjukkan tanda-tanda perbaikan, karena rata-rata lead time untuk input semakin pendek selama empat bulan berturut-turut pada bulan Juni. Meski tergolong sedang secara keseluruhan, tingkat perbaikan waktu pengiriman merupakan yang paling tinggi dalam tiga setengah tahun.

Selain itu, situasi pasokan yang lebih baik membantu mengurangi tekanan harga selama bulan Juni. Beban biaya mengalami ekspansi pada kisaran yang lebih lambat sejak bulan Oktober 2020. Sehingga perusahaan manufaktur menaikkan biaya mereka pada kisaran terkecil sejak periode inflasi harga output saat ini yang dimulai dari bulan November 2020.

Pertumbuhan berkelanjutan meski lebih lambat di seluruh sektor membantu mempertahankan kepercayaan diri di seluruh sektor manufaktur ASEAN pada bulan Juni. Tingkat optimisme menguat dari posisi terendah dalam 34 bulan pada bulan Mei. Namun demikian, indeks terkini masih berada di bawah rata-rata yang tercatat sepanjang survei.

Terakhir, meski kinerja sektor secara keseluruhan tergolong positif, namun perusahaan manufaktur ASEAN gagal menaikkan lapangan kerja selama empat bulan berturut-turut. Namun demikian, tingkat PHK masih marginal dan sama dengan yang tercatat pada tiga bulan sebelumnya.

Menanggapi data PMI Manufaktur ASEAN, Maryam Baluch, Ekonom S&P Global Market Intelligence mengatakan sektor manufaktur ASEAN melihat kondisi bisnis terus membaik pada bulan Juni, meski tingkat pertumbuhan jauh lebih rendah dibandingkan pada awal triwulan.

“Kenaikan berkelanjutan pada permintaan baru dan output mendorong perusahaan untuk menaikkan aktivitas pembelian mereka. Terlebih lagi, dengan kondisi rantai pasokan yang terus membaik, tampak tanda-tanda tekanan inflasi terus berkurang.

Meskipun demikian, jelas dia, data terkini menunjukkan penurunan lebih lanjut pada lapangan kerja sektor manufaktur, menandai kontraksi selama empat bulan berturut-turut. Akan tetapi, ekspansi lebih lanjut pada penumpukan pekerjaan menunjukkan bahwa perkembangan tekanan kapasitas mungkin mendorong perusahaan untuk menaikkan jumlah tenaga kerja mereka pada bulan-bulan mendatang.

“Melihat ke depan, wilayah ASEAN terus membaik meski ledakan pasca COVID berkurang. Walaupun demikian, ketidakpastian ekonomi global yang terus ada dan kenaikan kebijakan suku bunga di seluruh dunia menunjukkan jalan yang menantang ke depannya.”

 

Editor: Achmad Aris

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post BPS Catat Inflasi Juni 2023 hanya 0,14 Persen
Next Post Pencatatan Obligasi II KB Finansia Multi Finance 2023

Member Login

or