Media Asuransi, JAKARTA – Headline Purchasing Managers’ Index™ (PMI®) Manufaktur ASEAN dari S&P Global turun dari 51,6 pada bulan Juli ke posisi terendah dalam empat bulan yaitu 51,1 pada bulan Agustus.
Namun demikian, produsen ASEAN melaporkan bahwa kesehatan sektor manufaktur membaik selama delapan bulan berturut-turut yang tergolong sedang secara keseluruhan.
Data bulan Agustus mencatat bahwa tren permintaan menguat sejalan dengan ekspansi pada pesanan baru dari pabrik dan output solid secara keseluruhan. Akan tetapi, ada tanda-tanda pertumbuhan pesanan baru dan output menyebabkan indeks penyesuaian berada di posisi terendah masing-masing dalam delapan bulan dan empat bulan.
|Baca juga: Waduh! Penurunan Kinerja Manufaktur Indonesia Berlanjut pada Agustus 2024
Lebih lanjut, permintaan mayoritas didukung oleh permintaan domestik karena penjualan ke klien luar negeri turun pada bulan Agustus. Penurunan tergolong tajam secara keseluruhan.
Pertumbuhan permintaan baru secara keseluruhan mendorong perusahaan untuk menaikkan aktivitas pembelian pada bulan Agustus, tingkat pertumbuhan sedikit lebih cepat dari posisi terendah dalam tiga bulan pada bulan Juli. Namun demikian, perusahaan terus meningkatkan stok karena inventaris pra dan pasca produksi turun tajam.
Setelah dua bulan lapangan kerja sedikit naik, data bulan Agustus menunjukkan bahwa jumlah tenaga kerja turun meski hanya pada kisaran marginal. Produsen juga mencatat akumulasi penumpukan pekerjaan selama enam bulan berturut-turut, menunjukkan bahwa tekanan kapasitas naik.
Beralih ke tekanan inflasi, produsen barang peserta survei menunjukkan bahwa beban biaya, dan kemudian harga jual yang dikenakan naik pada kisaran sedang pada bulan Agustus. Terlebih lagi, tekanan harga secara historis turun.
|Baca juga: Manufaktur ASEAN Terus Catatkan Perbaikan
Terakhir, perusahaan tetap percaya diri terkait pertumbuhan output pada tahun mendatang. Ekspektasi berada di posisi tertinggi sejak bulan Februari. Namun demikian, indeks kini tercatat di bawah rata-rata jangka panjang selama 22 bulan berkelanjutan.
Menanggapi data PMI Manufaktur ASEAN, Maryam Baluch, Ekonom S&P Global Market Intelligence mengatakan sektor manufaktur ASEAN diuntungkan oleh tren permintaan yang menguat karena penjualan baru naik solid, sehingga perusahaan bersemangat menaikkan output pada bulan Agustus.
Namun demikian, sambung dia, data terkini mengungkap perlambatan pada bulan ini karena penurunan permintaan asing terus menghambat pertumbuhan.
“Gambaran tenaga kerja tampak suram. Meski tekanan kapasitas naik, perusahaan mencatat penurunan baru pada jumlah penggajian, meski kecil. Namun, perusahaan memilih terus menggunakan inventaris untuk memenuhi keperluan organisasi,” jelasnya dalam keterangan resmi dikutip, Kamis, 5 September 2024.
Editor: Achmad Aris
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News