Media Asuransi, JAKARTA – Sebagai populasi penduduk muslim terbesar di dunia dan jumlah lembaga keuangan syariah terbesar di dunia, Indonesia selalu menjadi pasar yang besar dalam perekonomian Syariah.
Indonesia dipandang perlu memposisikan diri sebagai pemain kunci dan produsen pada perekonomian syariah melalui inovasi, teknologi, dan dukungan pemerintah yang tepat.
Salah satu strategi Indonesia untuk mendukung Pemulihan Ekonomi Nasional adalah melalui pengembangan Ekonomi Syariah di sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). UMKM telah menyerap lebih dari 90% tenaga kerja nasional dan menyumbang lebih dari 50% PDB. Dengan demikian, sektor ini tentu memiliki keuntungan besar dalam memperkuat industri halal dan memajukan perekonomian syariah di Indonesia.
“Keuangan syariah memainkan peran penting untuk menyediakan modal dan memfasilitasi pembayaran digital untuk mempercepat pertumbuhan UMKM dan ekosistem digital industri halal,” jelas Direktur Infrastruktur Ekosistem Syariah, Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS), Sutan Emir Hidayat pada Seminar Internasional yang bertajuk Inclusive Employment Through Sharia Economy pada Senin (20/12).
|Baca juga: 7 Tantangan Pengembangan Ekonomi Syariah
UMKM juga merupakan komponen penggerak ekonomi kerakyatan yang telah menyerap lapangan pekerjaan paling besar di semua kluster usaha di Indonesia. Dengan semakin majunya industri halal dan perekonomian syariah, maka akan semakin terbuka kesempatan untuk memperluas lapangan kerja. Hal ini tentu saja harus diikuti dengan peran pemerintah pusat dan daerah dalam memaksimalkan pelatihan dan inkubasi bisnis yang dapat berujung pada penciptaan lapangan kerja bagi masyarakat luas.
“Kami berharap ekonomi/keuangan syariah ini bisa digunakan oleh kelompok rentan, terutama para penyandang disabilitas, dan kami berharap konsepnya itu lebih memberikan akses untuk mereka,” kata Direktur Bina Penempatan Tenaga Kerja Dalam Negeri, Nora Kartika Setyaningrum.
Acara ini merupakan salah satu dari rangkaian kegiatan pada paviliun Indonesia pada minggu ke-12, pada 17-23 Desember 2021. Pada periode ini Kemenkeu membawa tiga isu utama, mulai dari Perubahan Iklim dan Ekonomi Hijau, Ekonomi Syariah Indonesia dan Potensi Produk UMKM Indonesia dalam Perdagangan Global.
Berbagai potensi dan keunggulan Indonesia juga dijabarkan dalam berbagai kegiatan di Paviliun Indonesia mulai dari forum bisnis, seminar, video promosi, pameran dan pertunjukkan budaya.
Seminar yang dimoderatori oleh Atase Keuangan Abu Dhabi, Boby Wahyu Hernawan ini merupakan kegiatan kolaborasi dari Kementerian Keuangan bersama dengan Kementerian Ketenagakerjaan. Kegiatan ini bertujuan untuk menggali potensi dari Perekonomian Syariah untuk mendukung ketenagakerjaan yang inklusif dan disiarkan secara langsung dari Paviliun Indonesia pada Expo 2020 Dubai, di Dubai, Persatuan Emirat Arab.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News