1
1

Realisasi Pendapatan Negara Capai 97,5 Persen dari Target APBN

Ilustrasi perekonomian global. | Foto: Ist

Media Asuransi, JAKARTA – Per November 2021, realisasi Pendapatan Negara dalam APBN 2021 mencapai Rp1.699,4 triliun atau 97,5 persen terhadap target. Realisasi tersebut tumbuh 18,2 persen (yoy) ditopang oleh meningkatnya penerimaan perpajakan, kepabeanan dan cukai, serta Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).

Realisasi penerimaan pajak yang tumbuh positif tersebut menunjukkan aktivitas ekonomi bergerak dan sejalan dengan pemulihan ekonomi. 

Mengutip data Kementerian Keuangan, penerimaan pajak hingga akhir November 2021 mencapai Rp1.082,6 triliun, tumbuh 17,0 persen (yoy) didorong pertumbuhan Pajak Lainnya yang tumbuh 79,7 persen (yoy) akibat dampak penyesuaian tarif Bea Materai serta PPh Migas yang tumbuh 57,7 persen (yoy) didorong kenaikan harga komoditas migas. 

Selanjutnya, PPN tumbuh 19,8 persen (yoy) didorong peningkatan aktivitas ekonomi yang kembali normal dan peningkatan impor. Di sisi lain, PBB tumbuh negatif 6,2 persen (yoy), masih ditopang oleh pendapatan PBB Migas.

|Baca juga: Pendapatan Negara Capai Rp1.510 Triliun per 31 Oktober 2021

Penerimaan Kepabeanan dan Cukai terealisasi sebesar Rp232,3 triliun atau sebesar 108,1 persen terhadap target pada APBN 2021, tumbuh 26,6 persen (yoy). Penerimaan Bea Cukai sudah melebihi target dan diperkirakan masih tumbuh, didorong tren positif Bea Masuk, resiliensinya performa Cukai, serta kinerja meyakinkan Bea Keluar. 

Bea Masuk tumbuh 18,25 persen (yoy) dipengaruhi tren kinerja impor nasional yang terus meningkat. Cukai yang tumbuh 10,8 persen (yoy) akibat efektivitas kebijakan dan pengawasan di bidang Cukai dan membaiknya kondisi pandemi nasional, serta Bea Keluar yang tumbuh 819,49 persen (yoy) didorong peningkatan volume ekspor dan harga komoditi tembaga, bauksit, dan produk kelapa sawit.

Adapun realisasi PNBP mencapai Rp382,5 triliun atau 128,3 persen dari target, sejalan dengan kenaikan harga komoditas migas, minerba dan CPO. Pendapatan SDA Migas tumbuh 24,7 persen (yoy) terutama disebabkan kenaikan ICP dalam 12 bulan terakhir, sedangkan pendapatan SDA Nonmigas tumbuh 86,9 persen (yoy) akibat kenaikan harga komoditas, kenaikan sektor kehutanan dan panas bumi. 

Selain itu, pendapatan dari kekayaan negara yang dipisahkan tercapai 116, 7 persenn target APBN dipengaruhi berkurangnya setoran dividen dan tidak adanya pendapatan dari sisa surplus BI. PNBP Lainnnya tumbuh 32,4 persen (yoy) akibat kenaikan pendapatan dari penjualan hasil tambang dan pasar obligasi domestik migas serta layanan PNBP K/L. Terakhir, PNBP BLU tumbuh 80,1 persen (yoy).

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Penyerapan Belanja Negara per November 2021 Capai 84 Persen dari Pagu APBN
Next Post Realisasi Defisit Anggaran per November 2021 Capai 3,63 Persen dari PDB

Member Login

or