Media Asuransi, JAKARTA – Di tengah kesibukan mengurus anak, kerja, sampai jaga emosi seisi rumah, ibu juga jadi penentu utama urusan keuangan keluarga. Tapi pernah tidak sih, Bu, merasa emosi yang lagi naik-turun malah jadi gampang bikin keputusan keuangan jadi impulsif?
Misalnya, habis capai kerja tiba-tiba checkout keranjang belanja buat ‘healing‘, beli mainan anak karena rasa bersalah terlalu sibuk, atau bahkan nekat pakai pinjaman daring karena kepepet kebutuhan mendesak, seperti bayar sekolah dan belanja kebutuhan rumah tangga?
|Baca juga: Rendahnya Pemeriksaan Kesehatan dan Digitalisasi Jadi Penghambat Penurunan Klaim Asuransi
|Baca juga: Bank Muamalat Catat Pembiayaan Prohajj Plus Capai Rp166 Miliar per Juni 2025
Tidak salah kok, Bu, tapi yuk mulai lebih sadar. Karena, emosi yang tak stabil ini memang sering kali memengaruhi keputusan finansial yang dibuat, tanpa kita sadari. Faktanya, data Kredivo dan Katadata Insight Center 2024 menunjukkan, hampir lima dari 10 pengguna paylater itu perempuan, dan kebanyakan berusia 18–35 tahun.
Data pinjaman daring juga tidak kalah menarik, karena perempuan ternyata mendominasi dengan lebih dari 50 persen peminjam pada 2024. Ini jadi sinyal kalau akses ke kredit digital, baik paylater maupun pinjaman daring, makin terbuka lebar, termasuk untuk para ibu yang punya peran penting menentukan masa depan keuangan keluarga.
Tapi, di balik akses cepat dan solusi kredit digital, ibu juga perlu tetap mawas diri. Soalnya, data dari Satuan Tugas Pemberantasan Aktivitas Keuangan Ilegal (Satgas PASTI OJK) mencatat lebih dari 15 ribu aduan terkait pinjaman ilegal sepanjang 2024, dan yang paling banyak melapor justru perempuan usia produktif di 26–35 tahun.
Jadi, alih-alih mau mencari solusi, akses kredit digital yang tidak dibarengi sama pemahaman malah bisa jadi bumerang. Menurut Psikolog Marissa Meditania, banyak ibu yang berperan sebagai ‘menteri keuangan’ keluarga dan sering kali membuat keputusan finansial dalam kondisi yang kurang ideal.
|Baca juga: Laba SMBC Indonesia (BTPN) Anjlok 19% Jadi Rp1 Triliun di Semester I/2025
|Baca juga: Penyaluran Kredit SMBC Indonesia (BTPN) Sentuh Rp185 Triliun di Semester I/2025
Hal itu, tambahnya, bukan karena tidak peduli, tapi akibat harus bertindak cepat di tengah rutinitas yang padat dan dorongan kuat untuk melindungi keluarga di tengah rutinitas yang padat dan akses edukasi yang belum merata.
“Keputusan finansial sering diambil sambil masak, antar anak, atau mengurus rumah. Akhirnya, kebutuhan hari ini terasa lebih penting daripada memikirkan dampaknya di kemudian hari,” jelasnya, dikutip dari keterangan tertulisnya, Minggu, 10 Agustus 2025.
Kabar baiknya, banyak ibu yang sudah mulai memanfaatkan paylater dengan bijak untuk kebutuhan harian. Data dari Kredivo menunjukkan mayoritas pengguna Kredivo yang sudah menikah menggunakan paylater untuk kebutuhan yang bener-bener penting.
Kebutuhan itu mulai dari belanja bahan makanan (66,9 persen), produk kesehatan dan kecantikan (16,4 persen), hingga kebutuhan anak dan rumah tangga (10,1 persen). Artinya, kalau dikelola dengan tepat, paylater bisa jadi alat bantu yang cerdas buat ibu mengatur keuangan keluarga. Makanya penting buat ibu untuk terus menambah pemahaman soal keuangan digital.
Jadi, apa aja sih yang harus dilakukan sebelum menggunakan paylater biar manfaatnya bisa benar-benar terasa? Yuk, simak empat tips dari Kredivo dan Marissa Meditania:
Tarik napas dulu, Bu, kenali emosi sebelum ambil keputusan keuangan
Lagi capai atau cemas? Emosi naik-turun? Berhenti bentar, deh, sebelum klik ‘bayar’ atau ‘ajukan’! Emosi yang tidak stabil bisa bikin keputusan jadi impulsif, apalagi buat belanja harian atau kebutuhan mendesak yang kadang bikin kita nekat. Makanya, yuk mulai biasain mindful spending, pakai paylater buat kebutuhan yang bener-bener penting, bukan cuma karena lagi pengen atau ke trigger emosi sesaat.
Hitung-hitungan dulu, yuk Bu, biar nggak boncos!
Paylater emang memudahkan, tapi tetap harus ada batasan, Bu. Biar cash flow tetap aman, idealnya total cicilan nggak lebih dari 30 persen dari penghasilan bulanan. Soalnya, hal-hal seru yang keliatannya kecil hari ini bisa jadi beban kalau nggak dikontrol.
Checklist wajib: Pastikan layanan paylater yang resmi
Sebelum klik ‘ajukan’, pastikan dulu layanannya terdaftar di OJK ya, Bu. Soalnya, pinjaman ilegal itu sering sekali nggak transparan, bunganya selangit, dan rawan nyalahgunain data pribadi, bahkan bisa sampai ngancam saat nagih. Duh, serem banget, kan? Tapi tenang, kalau pakai paylater yang resmi dan diawasi OJK, nggak bakal kejadian kayak gitu. Biar makin yakin, ibu bisa langsung cek legalitasnya di laman OJK sebelum pakai.
|Baca juga: Bos BCA (BBCA): Dampak Tarif Resiprokal AS ke Kredit Manufaktur Masih Minim
|Baca juga: BCA (BBCA) Selektif Turunkan Suku Bunga Kredit Meski BI Rate Dipangkas
Bicarakan keuangan dengan pasangan atau orang terdekat, nggak ada salahnya kok!
Peran ibu memang berat, tapi bukan berarti ibu harus menghadapinya sendirian. Ajak pasangan atau orang yang ibu percaya untuk diskusi, biar dapat perspektif tambahan dan dukungan emosional, apalagi kalau lagi tertekan atau harus menghadapi pengeluaran tak terduga.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News