1
1

Resesi, Dampak, dan Solusi, Simak Disini

Gedung pencakar langit. | Foto: Ist

Media Asuransi, JAKARTA – Menjelang pergantian tahun, santer dikabarkan bahwa negara kita akan mengalami resesi di 2023. Banyak orang yang panik setelah mendengar bahwa Indonesia akan resesi di 2023. Tetapi sebenarnya Anda tahu atau tidak, apa itu resesi?

Dari banyak definisi, resesi ekonomi secara sederhana dapat diartikan sebagai suatu kondisi perekonomian suatu negara sedang memburuk yang terlihat dari Produk Domestik Bruto (PDB) yang negatif, pengangguran meningkat, maupun pertumbuhan ekonomi riil bernilai negatif selama dua kuartal berturut-turut.

|Baca juga: PROSPEK EKONOMI 2023: Modal Kuat RI Hadapi Ancaman Resesi Global

Lalu, dampak dari resesi ekonomi itu apa saja sih? Berikut dampak yang dapat ditimbulkan oleh resesi, dikutip dari beberapa sumber:

1. Perlambatan ekonomi akan membuat sektor riil menahan kapasitas produksinya sehingga Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) akan sering terjadi bahkan beberapa perusahaan mungkin menutup dan tidak lagi beroperasi.

2. Kinerja instrumen investasi akan mengalami penurunan sehingga investor cenderung menempatkan dananya pada bentuk investasi yang aman.

3. Ekonomi yang semakin sulit pasti berdampak pada pelemahan daya beli masyarakat karena mereka akan lebih selektif menggunakan uangnya dengan fokus pemenuhan kebutuhan terlebih dahulu.

Lalu, bagaimana mempersiapkan kondisi keuangan kita agar dapat meminimalisir dampak dari kemungkinan resesi ekonomi tersebut? Kami punya beberapa tips yang dapat kamu lakukan, check it out!

1.  Masih ingat dengan rumus perencanaan keuangan 10-20-30-40? Yaa… pastikan 20% dari dana yang kalian gunakan untuk investasi dialokasikan untuk dana darurat pada instrumen yang sangat likuid dan disiplin mempersiapkannya. Semakin besar proporsinya maka akan semakin siap kalian dalam memenuhi kebutuhan di tengah kondisi resesi ekonomi. Perlu diingat, hal ini sangat penting karena bisa saja kamu kehilangan pekerjaan karena perusahaan tempatnya bekerja tutup.

2. Mulailah untuk mengurangi dan tidak menambah beban-beban pengeluaran seperti utang, jika memungkinkan maka segera lunasi atau jika dirasa masih sangat berat maka segera negosiasikan ajukan ke lembaga jasa keuangannya untuk restrukturisasi. Jangan anggap enteng utang meskipun hanya dari kartu kredit karena kamu tidak akan tahu kondisi keuanganmu ketika resesi ekonomi menerpa.

3. Lihat kembali portofolio investasimu, jika kondisi pasar global sudah mulai menurun maka segeralah atur ulang portofolio investasimu kedalam bentuk yang lebih aman seperti emas.

4. Hiduplah dengan sewajarnya dan nggak perlu panik ya! Tetap lakukan konsumsi seperti biasa karena ini bisa membantu ekonomi tetap tumbuh. Ingat konsumsi masyarakat berperan besar pada pertumbuhan ekonomi kita loh!

Namun, Anda tetap perlu berkomitmen pada rencana keuangan dengan tetap menyisihkan uang untuk tabungan dan investasi serta dahulukan kebutuhan. Kurangi pembelian-pembelian sesuatu yang sebetulnya tidak terlalu diperlukan, apalagi sifatnya hanya kesenangan jangka pendek Big No..!!! Gunakan fasilitas asuransi kesehatanmu jika harus berobat sehingga tidak mengganggu likuiditas keuangan.

5. Cermati perkembangan kondisi ekonomi terbaru dan mulailah memanfaatkan peluang di sekitar Anda yang dapat bernilai ekonomi. Jangan ragu untuk usaha kecil-kecilan jika dirasa kondisi keuangan masih lemah, karena Anda jelas butuh tambahan penghasilan untuk menopang keuangan keluarga. Ingat kata ilmuwan Albert Einstein “in the midst of every crisis, lies great opportunity”.

Editor: S. Edi Santosa

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Insurtech Descartes Underwriting Luncurkan Perusahaan Asuransi Full Stack
Next Post BI Catat Uang Beredar Sentuh Angka Rp8,296 Triliun di November 2022

Member Login

or