Media Asuransi, JAKARTA – Ruang pelonggaran moneter dinilai sangat terbatas saat ini di tengah seiring dengan sentimen penyempitan surplus perdagangan yang akan berimplikasi ke kinerja surplus neraca perdagangan.
Melalui Daily Write Up bertajuk Macro Update – July policy rate decision: Limited room for monetary loosening, ekonom Mirae Sekuritas Rully Arya Wisnubroto menjelaskan sesuai ekspektasi, BI mempertahankan 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) di 5,75%, serta suku bunga simpanan dan fasilitas pinjaman masing-masing di 5,0% dan 6,50%.
|Baca juga: BI 7-Day Reverse Repo Rate Tetap 5,75 Persen
Mengingat kondisi ekonomi domestik dan global saat ini, serta potensi volatilitas pasar ke depan, dia percaya bahwa ini adalah keputusan kebijakan yang paling tepat untuk diambil saat ini. Meskipun inflasi akan terus menurun dan ekonomi domestik melambat, Rully percaya bahwa BI akan mempertahankan fokus kebijakan moneternya pada stabilitas karena risiko volatilitas nilai tukar yang lebih tinggi di masa depan.
Dia memperkirakan tiga bank sentral negara maju (The Fed, ECB, dan BoE) akan menaikkan suku bunga kebijakan masing-masing sebesar 25 bps pada rapat penentuan suku bunga pekan ini dan pekan depan. Khusus untuk The Fed, jelas Rully, pasar memperkirakan kenaikan besok akan menjadi kenaikan terakhir selama siklus pengetatan moneter saat ini.
“Menjelang rapat FOMC besok, imbal hasil UST 2 tahun yang sensitif terhadap suku bunga mengalami kenaikan. Saat ini spread imbal hasil antara UST dan SBN cenderung mengecil, berpotensi menimbulkan risiko volatilitas di masa mendatang.”
Menurut Rully, rupiah bulan ini cenderung flat, meskipun indeks USD mengalami penurunan dan sebagian besar mata uang negara berkembang ASEAN lainnya mengalami apresiasi. Dalam beberapa bulan terakhir Indonesia mengalami penyempitan surplus perdagangan yang akan menyebabkan surplus neraca berjalan juga semakin rendah. “Dengan sentimen dan fundamental yang belum mendukung Rupiah, kami yakin ruang pelonggaran moneter sangat terbatas saat ini.”
Editor: Achmad Aris
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News