Media Asuransi, JAKARTA – Sandiaga S. Uno, enterpreneur serta Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif periode 2020-2024, mengatakan bahwa Indonesia membutuhkan lebih banyak individu yang memiliki true entrepreneur mindset. Tidak hanya di kalangan pelaku bisnis, tetapi juga di sektor pemerintahan, akademisi, dan masyarakat.
“Rasio wirausaha Indonesia saat ini baru sekitar 3,5 persen dan belum menunjukkan peningkatan signifikan. Padahal, banyak dari 65 juta pelaku UMKM kita menjadi wirausaha bukan karena pilihan, melainkan karena keterpaksaan,” kata Sandiaga saat berbicara dalam forum Meet The Leaders yang diadakan Universitas Paramadina Jakarta, akhir pekan lalu.
|Baca juga: Ribuan Pekerja Migran Korea Turun Ke Jalan Tuntut Kinerja KP2MI
Dia menegaskan bahwa kewirausahaan harus menjadi pilihan karier yang menarik, bukan sekadar jalan terakhir. Peningkatan jumlah wirausahawan dinilai krusial untuk memperkuat pertumbuhan ekonomi nasional dan menghadirkan kesejahteraan yang inklusif.
Sandiaga menekankan tiga pola pikir utama yang wajib dimiliki wirausahawan masa kini, yaitu inovasi, adaptasi, dan kolaborasi. “Inovasi berarti melihat gelas setengah penuh, bukan setengah kosong. Adaptasi adalah keberanian mengambil risiko dan menyesuaikan diri dengan perubahan. Sementara kolaborasi merupakan kunci mengembangkan bisnis dan ekonomi secara menyeluruh,” jelasnya.
|Baca juga: Shinta W. Kamdani: Indonesia Incorporated Adalah Kunci Penciptaan Lapangan Kerja dan Ketahanan Ekonomi
Dia menambahkan bahwa bonus demografi Indonesia hanya akan bermakna jika diiringi dengan ‘bonus inovasi, adaptasi, dan kolaborasi’. Oleh karena itu, generasi muda harus ditanamkan nilai-nilai tersebut sejak dini agar mampu bersaing di pasar global.
Menurutnya, bonus demografi Indonesia dapat menjadi keuntungan besar atau justru bencana, tergantung pada bagaimana negara mengelolanya. “Bonus demografi tidak akan bertahan selamanya. Jika tidak dikelola dengan baik, ini bisa menjadi bencana demografis,” jelasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Sandiaga juga membagikan empat kunci ketahanan dalam menghadapi dinamika global, yaitu sense (kepekaan), agility (ketangkasan), strive (semangat berusaha keras), serta membangun bisnis yang fleksibel dan tangguh.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News