1
1

Sejarah, Rusia Mendekati Gagal Bayar Utang

Media Asuransi, JAKARTA – Pada hari Minggu, 26 Juni 2022, Rusia mendekati default (gagal bayar). Ini akan menjadi default pertama negara itu dalam beberapa dekade.

Rusia dilaporkan berjuang mempertahankan pembayaran obligasi US$ 40 miliar sejak serangan ke Ukraina pada 24 Februari 2022 lalu. Perang tersebut memicu rentetan sanksi dari Barat dan membuat Rusia keluar dari sistem keuangan global membuat asetnya tidak tersentuh oleh banyak investor.

Baca juga: Daftar Startup Indonesia yang Gulung Tikar

Pihak Kremlin menegaskan tidak ada alasan untuk mengalami gagal bayar karena sanksi. Pemerintah negara itu menuding Barat mencoba mendorong Rusia ke default buatan.

Head of Sovereign Litigation Quinn Emanuel, Dennis Hranitzky, mengatakan bahwa default Rusia sebenarnya sudah diramalkan sejak bulan Maret lalu. Namun pertanyaan berikutnya kapan itu terjadi.

“OFAC (Kantor Pengawasan Aset Asing Departemen Keuangan AS) telah turun tangan untuk menjawab pertanyaan itu untuk kami, dan standardnya sekarang ada pada kami,” jelasnya dikutip dari Reuters, Minggu, 26 Juni 2022.

Default ini ditengarai bersifat simbolik karena Rusia tidak bisa meminjam ke internasional saat ini dan tidak perlu berterima kasih dari pemasukan minyak dan gas yang besar.

Baca juga: Startup AS Bikin Pesawat Hipersonik, LA-Tokyo Cuma Sejam

Moskow juga diketahui mencari cara untuk menangani pembayaran yang akan datang dan menghindari default. Pada hari Rabu lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani dekrit untuk prosedur sementara dan memberi waktu 10 hari untuk pemerintah memilih bank untuk menangani pembayaran dalam skema baru.

Sebagai informasi, pembayaran yang berakhir hari ini adalah bunga US$ 100 juta untuk dua obligasi. Pertama dalam mata uang dolar dan satu lagi dalam euro.

Deadline pembayaran Rusia adalah pada 27 Mei. Pembayaran memiliki masa tenggang 30 hari, yang akan berakhir pada hari Minggu, 26 Juni 2022.

Namun, Kementerian Keuangan Rusia mengklaim telah melakukan pembayaran ke National Settlement Depository (NSD) dalam euro dan dolar. Serta juga memastikan pihaknya memenuhi kewajiban.

Meski demikian, rasanya tidak mungkin bahwa dana tersebut akan menemukan jalan mereka ke banyak pemegang obligasi internasional. Bagi banyak pemegang obligasi, tidak menerima uang yang terutang tepat waktu ke rekening mereka merupakan default. Aha


| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Daftar Startup Indonesia yang Gulung Tikar
Next Post Elon Musk Bilang Startup Bertumbangan Itu Perlu, Ini Alasannya

Member Login

or