Media Asuransi, JAKARTA – PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) menilai bahwa suku bunga global sudah mendekati puncak siklus pengetatan. Kebijakan pengetatan moneter secara ‘front load’ di dua bulan terakhir membuat Fed funds rate mendekati level netral di 2,25 persen hingga 2,5 persen.
“Kondisi ini membuka peluang kenaikan Fed funds rate ke depan berkurang agresivitasnya dan membawa turun volatilitas di pasar obligasi,” katanya Director & Chief Investment Officer, Fixed Income MAMI, Ezra Nazula, dalam acara Indonesia Market Outlook 2H-2022: Approaching the Tipping Points, secara daring, Selasa, 9 Agustus 2022.
|Baca juga: Inflasi AS Hampir Tembus Dua Digit, The Fed Agresif Naikkan Suku Bunga
Menurut dia, normalisasi suku bunga BI di tengah pengetatan global yang agresif dapat mendukung pasar obligasi dan nilai tukar rupiah. Sentimen juga akan menjadi semakin positif ketika tingkat inflasi, terutama di Amerika Serikat, dan Eropa, sudah mencapai puncak.
“Akhir dari siklus kenaikan Fed funds rate sudah mulai terlihat. Dalam jangka menengah, kami memperkirakan imbal hasil obligasi pemerintah 10 tahun bisa kembali ke kisaran 6,5 persen hingga 7 persen,” jelas Ezra.
Di tengah pemulihan ekonomi Indonesia yang masih terus berjalan, dia mengingatkan risiko yang perlu dicermati investor. Dari sisi eksternal, perkembangan konflik geopolitik dan lonjakan kasus Covid-19 di China menjadi risiko utama yang yang perlu dicermati, karena memiliki dampak yang siginifikan pada tekanan inflasi. Hal ini dapat mempengaruhi laju perubahan kebijakan moneter dan pembelian aset.
Sementara dari sisi internal, perkembangan harga minyak dunia dan komoditas utama ekspor memberikan dampak yang besar terhadap beban subsidi energi dan nilai tukar rupiah. Di samping itu, laju pertumbuhan kredit menjadi salah satu faktor yang perlu dicermati, mengingat selama ini bank menjadi pembeli mayoritas SBN. Kebijakan BI untuk menaikkan GWM secara bertahap juga harus dicermati efeknya dalam mengurangi likuiditasi di pasar.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News