1
1

Tren Pelemahan Aktivitas Perdagangan Global Diperkirakan Berlanjut Sepanjang Tahun

Ilustrasi perdagangan internasional. | Foto: tangkapan layar @terminal peti kemas tanjung priok

Media Asuransi, JAKARTA – Pelemahan aktivitas perdagangan internasional diperkirakan akan berlanjut sepanjang tahun ini seiring dengan tren data terkini tentang perdagangan internasional dan indikator ekonomi global yang menunjukkan pelemahan.

Melalui Daily Write Up bertajuk Macro update – June’s trade balance: Higher than expected surplus, ekonom Mirae Sekuritas Rully Arya Wisnubroto menjelaskan Indonesia mengalami penurunan nilai ekspor di bulan Juni, dengan penurunan sebesar US$1,1 miliar menjadi US$20,6 miliar, sehingga terjadi kontraksi secara sebesar 21,2% YoY.

Demikian pula, nilai impor turun secara signifikan sebesar USD$,1 miliar menjadi US$17,2 miliar (vs US$21,3 miliar di bulan Mei), atau terkontraksi 18,3% YoY. “Hal ini menyebabkan surplus neraca perdagangan mencatatkan surplus yang cukup tinggi mencapai US$3,5 miliar (vs. konsensus yang sebesar US$1,2 miliar). Sepanjang 6 bulan pertama 2023, baik total ekspor maupun impor melemah dibandingkan periode yang sama tahun lalu.”

|Baca juga: Negara ASEAN Perkuat Kerja Sama Hadapi Perlambatan Ekonomi Global MelaluI ACAFTA

Pada bulan Juni, terang Rully, ekspor bahan bakar mineral, yang biasa didominasi oleh batubara, turun menjadi US$3,4 miliar (vs US$3,8 miliar pada bulan Mei), terkontraksi 34,4% YoY. Sebaliknya, ekspor lemak dan minyak nabati, sebagian besar adalah CPO, meningkat menjadi US$2,7 miliar di bulan Juni (vs US$1,9 miliar di bulan Mei), terkontraksi 18,8% YoY.

Jika melihat negara tujuan, jelas dia, ekspor dari Indonesia ke negara tujuan utama mengalami kontraksi pada bulan Juni, termasuk ekspor ke China, AS, Jepang, dan India yang masing-masing turun 10,0% YoY, 20,6% YoY, 23,2% YoY, dan 34,0% YoY.

“Berdasarkan tren terkini data perdagangan internasional dan indikator ekonomi global, pelemahan aktivitas perdagangan internasional kemungkinan besar akan berlanjut sepanjang tahun ini, disebabkan oleh kondisi ekonomi global yang lemah.”

Dia mengatakan permintaan China terhadap komoditas unggulan Indonesia diperkirakan akan tetap lemah, karena pemulihan ekonomi negara tersebut mengalami perlambatan. “Selain itu, kami memperkirakan ketegangan perdagangan antara AS dan China akan berdampak signifikan pada aktivitas perdagangan global.”

 

Editor: Achmad Aris

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Ini Dia Top 5 Reksa Dana Return Tertinggi YTD 14 Juli 2023
Next Post AerCap Ajukan Klaim Asuransi US$3,5 Miliar untuk 100 Pesawat yang Dikandangkan di Rusia

Member Login

or