Media Asuransi, JAKARTA – Kabar duka datang sore itu. Seorang tetangga, laki-laki berusia pertengahan 50-an tahun, meninggal dunia. Kerabatnya menyampaikan bahwa almarhum meninggal mendadak karena angin duduk. Sekitar tiga jam sebelumnya, masih terlihat beraktivitas.
Secara umum, masyarakat dengan mudah menyebut angin duduk sebagai penyebab meninggalnya seseorang secara mendadak. Artinya tanpa gejala sakit sebelumnya. Istilah angin duduk ini, kadang terasa menyesatkan karena menyerupai istilah masuk angin (sama-sama ada kata angin).
Dalam artikel yang dimuat di website Siloam Hospitals, angin duduk adalah istilah awam yang sering digunakan untuk menggambarkan gejala nyeri pada dada akibat otot jantung tidak menerima oksigen yang mencukupi untuk bekerja. Kondisi tersebut dikenal sebagai angina pectoris. Penderita angina pectoris biasanya merasa tidak nyaman akibat tekanan yang berada di bawah tulang dada (sternum).
|Baca juga: Dengan Teknologi Ini, Tak Semua Penyempitan Jantung Harus Pasang Ring
Penting bagi kita untuk mengenali gejala angin duduk sejak dini agar dapat ditangani dengan cepat dan tepat. Hal ini karena angin duduk dapat menjadi tanda awal dari masalah jantung yang lebih serius.
Untuk mengenali gejala dan pengobatan angin duduk, simak penjelasan selengkapnya berikut ini.
Apa yang Dimaksud dengan Angin Duduk?
Seperti disebutkan di atas, angin duduk adalah istilah awam yang digunakan ketika seseorang merasa tidak nyaman atau mengalami nyeri pada dada ketika jantung tidak mendapatkan aliran darah kaya oksigen yang cukup. Di dalam dunia medis, gejala angin duduk sering kali dikaitkan dengan angina pectoris.
Kondisi ini mendorong jantung untuk berdetak lebih kencang dan lebih keras agar mendapatkan lebih banyak darah. Umumnya, angin duduk terjadi akibat adanya penyempitan atau penyumbatan pada satu atau lebih arteri jantung atau iskemia.
Kebanyakan kasus angin duduk ditandai dengan nyeri dada. Kondisi ini biasanya dideskripsikan dengan sensasi tertindih atau sesak di dada. Pada beberapa kasus, angin duduk terasa seperti sakit lambung (nyeri ulu hati).
|Baca juga: Banyak Kasus Gagal Ginjal di Usia Muda, Ini Cara Mencegahnya
Namun, rasa tidak nyaman akibat kondisi ini biasanya berawal dari belakang tulang dada. Rasa sakit tersebut mungkin menyebar ke area tubuh bagian atas lainnya, seperti leher, bahu, rahang, lengan, punggung, atau perut.
Terdapat beberapa jenis angin duduk. Yang paling umum adalah stable angina atau angina pectoris. Kondisi ini ditandai dengan rasa tidak nyaman atau nyeri dada singkat yang datang dan pergi dengan pola yang sama. Adapun jenis angin duduk lainnya adalah unstable angina yaitu angina yang tidak membaik dengan istirahat, microvascular angina, dan prinzmetal angina.
Angin duduk dan serangan jantung merupakan dampak dari penyakit jantung koroner. Namun, angin duduk tidak menyebabkan kerusakan permanen pada jantung layaknya serangan jantung.
Angin duduk hanya mengindikasikan penurunan aliran darah kaya oksigen sesaat ke jantung. Sebaliknya, serangan jantung menyebabkan kurangnya aliran darah ke jantung dalam waktu yang lebih lama.
Penyebab Angin Duduk
Untuk dapat bekerja, otot jantung membutuhkan pasokan darah yang kaya oksigen secara konstan. Apabila pasokan darah kaya oksigen berkurang, seseorang dapat merasakan nyeri dada atau angin duduk. Kondisi ini diakibatkan oleh menyempitnya arteri sehingga membatasi aliran darah koroner ke jantung. Adapun penyempitan arteri sendiri disebabkan oleh penumpukan plak dalam arteri (aterosklerosis).
|Baca juga: Jangan Tunggu Sakit, Ini Alasan Kamu Harus Punya Asuransi Kesehatan Mulai dari Sekarang!
Selain aterosklerosis, terdapat sejumlah gangguan pada arteri koroner yang dapat mengurangi pasokan darah kaya oksigen ke jantung, diantaranya: penyakit arteri koroner, penyakit mikrovaskuler koroner, kejang arteri koroner, hipertensi, anemia, penyempitan katup aorta (stenosis aorta), kebocoran katup aorta, dan penebalan dinding ventrikel (kardiomiopati hipertrofi).
Selain kondisi medis di atas, angin duduk juga dapat dipicu oleh faktor eksternal dan gaya hidup tertentu, seperti: stres emosional, obesitas, menderita sindrom metabolik, merokok, pernah mengalami gagal jantung, terjadi peradangan atau inflamasi, jarang bergerak aktif atau beraktivitas fisik (sedentary lifestyle), dan riwayat penyakit jantung dari keluarga.
Gejala Angin Duduk
Umumnya, ciri-ciri angin duduk ditandai dengan tekanan atau rasa sakit di bagian bawah tulang dada. Selain itu, ketidaknyamanan juga dapat dirasakan pada kedua bahu atau bagian dalam kedua lengan dan dapat menyebar hingga punggung, tenggorokan, rahang, atau gigi.
Berikut adalah gejala dari angina pectoris stabil dan tidak stabil.
Angina Pectoris Stabil (APS)
Keluhan utama APS adalah nyeri dada stabil. Karakteristik nyeri dada pada APS dibagi lagi menjadi angina tipikal, angina atipikal, dan nyeri dada non-angina. Angina tipikal didefinisikan sebagai nyeri dada yang memenuhi ketiga karakteristik berikut: rasa tidak nyaman di bawah dada dengan kualitas dan durasi tertentu, nyeri dada yang dipicu oleh aktivitas fisik dan stres emosional, nyeri dada hilang setelah beberapa menit istirahat dan atau dengan pemberian obat vasodilator.
|Baca juga: Betis “Jantung Kedua” Manusia yang Sangat Vital
APS atipikal memiliki dua dari tiga karakter di atas, sedangkan nyeri dada non-anginal hanya memiliki satu atau bahkan tidak memiliki satu dari ketiga gejala di atas. Beberapa gejala yang dapat dialami penderita APS adalah sebagai berikut: pertama, nyeri sering kali dirasakan di dada atau ulu hati dan bisa menjalar ke bagian-bagian tubuh: leher, rahang, bahu kiri hingga lengan kiri, punggung/pundak kiri.
Kedua, kondisi biasanya disertai dengan keringat dingin dan sesak napas. Ketiga, nyeri biasanya berlangsung ±10 menit hingga kurang dari 20 menit. Kemudian, nyeri bisa hilang dan muncul kembali seiring dengan peningkatan intensitas. Keempat, penderita biasanya merasakan nyeri tumpul di dada, seolah tertindih benda berat, ditekan, sesak, atau terasa berat. Kadang juga muncul sensasi seperti dicekik, diikat erat, atau rasa terbakar.
Gejala angin duduk biasanya dipicu oleh aktivitas fisik, aktivitas tertentu, atau stres emosional. Umumnya, kondisi ini memburuk saat aktivitas meningkat, misalnya saat berjalan menanjak atau terkena udara dingin, namun dapat mereda dalam beberapa menit setelah aktivitas dihentikan atau pemicunya hilang.
Kondisi dapat memburuk saat penderita beraktivitas fisik dan mengalami stres emosional. Penderita dapat beristirahat dan mengonsumsi obat vasodilator untuk meringankan gejala.
Angina Pectoris Tidak Stabil
Pada angina pectoris tidak stabil, angina dapat terjadi dengan atau tanpa pemicu aktivitas fisik. Istirahat atau obat-obatan juga mungkin tidak meredakan nyeri. Angina tidak stabil adalah keadaan darurat medis karena dapat berkembang menjadi serangan jantung.
Pasien juga mengalami gejala angina pectoris (biasanya nyeri dada atau rasa tidak nyaman). Namun, pada kondisi angina pektoris tidak stabil, rasa nyeri atau tidak nyaman bersifat lebih intens, berlangsung lebih lama, dipicu oleh aktivitas yang lebih ringan, terjadi spontan saat istirahat, bersifat progresif (crescendo), atau melibatkan kombinasi dari semua karakteristik tersebut.
Diagnosis Angin Duduk
Dokter akan memulai diagnosis angin duduk dengan anamnesis (wawancara medis) untuk mengetahui gejala yang dialami dan riwayat medis pasien, yaitu nyeri dada. Dokter akan mengevaluasi jenis, intensitas, frekuensi, kualitas, dan waktu terjadinya nyeri dada.
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh dan pemeriksaan penunjang menggunakan elektrokardiogram (EKG) untuk mendeteksi fungsi kerja jantung yang abnormal selama serangan angina. Selain itu, dokter juga bisa merekomendasikan tes-tes lanjutan untuk mendiagnosis angin duduk. Beberapa di antaranya adalah: ekokardiografi, tes toleransi latihan, angiografi koroner, dan tes pencitraan seperti CT scan dan MRI.
Pengobatan Angin Duduk
Cara mengatasi angin duduk akan disesuaikan dengan gangguan pada jantung yang mendasarinya. Tujuan utama dilakukannya pengobatan angin duduk adalah untuk meningkatkan aliran darah ke jantung dan mengurangi risiko komplikasi, yaitu infark miokard (serangan jantung) dan kematian.
Berikut adalah beberapa pilihan pengobatan angin duduk yang umumnya direkomendasikan oleh dokter yang akan disesuaikan dengan kondisi masing-masing pasien:
– Obat vasodilator (obat untuk melebarkan pembuluh darah).
– Obat jantung dan tekanan darah.
– Obat kolesterol.
– Obat antikoagulan atau obat antiplatelet.
– Tindakan coronary artery bypass grafting (CABG).
– Tindakan intervensi koroner perkutan (percutaneous coronary intervention/PCI) atau yang lebih sering dikenal sebagai kateter pembuluh darah.
Angin duduk sering kali tidak menimbulkan gejala yang mudah diamati, sehingga banyak orang tidak menyadarinya. Padahal, jika tidak segera ditangani, kondisi ini dapat berkembang menjadi komplikasi serius. Karena itu, penting untuk memahami tanda-tandanya sedini mungkin agar bisa segera mengambil langkah penanganan yang tepat.
Meski begitu, perlu diingat bahwa informasi bersifat edukasi dan tidak dapat menggantikan diagnosis maupun saran medis dari dokter. Apabila Anda merasakan nyeri dada yang datang dan pergi, segera konsultasikan dengan dokter spesialis jantung dan pembuluh darah di ruamh sakit terdekat, termasuk Siloam Hospitals, untuk mendapat pemeriksaan menyeluruh, diagnosis akurat, serta penanganan sesuai kondisi Anda.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
