Media Asuransi, JAKARTA – Kanker masih menjadi momok yang menakutkan, dan dianggap sebagai lonceng kematian. Selain dapat kambuh, kanker juga bisa menyebar ke tempat lain. Walau begitu, bukan berarti kanker berujung pada kematian.
Dikutip dari laman RS Pondok Indah, dokter spesialis onkologi Sonar Soni Panigoro, mengatakan bahwa dengan pengobatan yang tepat, kanker masih mungkin disembuhkan. Terutama untuk kanker yang terdeteksi sejak awal. Oleh karena itu, pemeriksaan kesehatan rutin dan deteksi dini menjadi kunci mencegah sekaligus mengobati kanker.
|Baca juga: Diastika Biotekindo (CHEK) Gandeng MIRXES Hadirkan Teknologi Deteksi Dini Kanker
Pentingnya Edukasi dan Deteksi Dini Kanker
Meski deteksi dini sangat penting untuk tingkat keberhasilan pengobatan, nyatanya masih banyak masyarakat yang takut memeriksakan diri. Penyebabnya bisa karena takut menjalani kemoterapi, takut operasi, hingga takut akan kematian.
Kanker yang ditemukan pada stadium 0, tingkat kesembuhannya mencapai 100 persen. Kemungkinan ini akan turun menjadi 90 persen pada stadium 1, 80 persen pada stadium 2, 60 persen pada stadium 3, serta tidak bisa disembuhkan jika baru ditemukan pada stadium 4.
Cara Deteksi Dini Kanker
Seperti yang telah dijelaskan, deteksi dini adalah kunci dari penyembuhan penyakit kanker. Oleh sebab itu, penting bagi Anda untuk melakukan deteksi dini kanker untuk mencegah kondisi yang lebih serius. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk skrining kanker adalah sebagai berikut ini:
- Ketahui Riwayat Keluarga
Faktor genetik memang peran penting dalam beberapa kasus kanker. Jadi, mengetahui riwayat kanker dalam keluarga bisa membantu Anda menentukan langkah tepat untuk mencegah kanker, seperti melakukan tes genetik untuk skrining kanker ataupun pemeriksaan kesehatan secara berkala.
RS Pondok Indah menyediakan berbagai paket Executive Health Check Up dengan fasilitas terbaik dan pemeriksaan yang komprehensif! Skrining awal kondisi kesehatan dapat membantu Anda mencegah kanker dan berbagai penyakit lain yang dapat menurunkan kualitas hidup. Jadi, investasikan kesehatan Anda dengan melakukan pemeriksaan di EHCU RS Pondok Indah cabang terdekat, sekarang juga!
|Baca juga: 70% Kanker Serviks Ditemukan Terlambat, Allianz Ingatkan Pentingnya Deteksi Dini dan Proteksi Finansial
- Kenali Gejala Kanker
Penyakit kanker memang beragam dan dapat menyerang berbagai organ tubuh, sehingga gejalanya pun cukup beragam. Akan tetapi, terdapat sejumlah gejala umum yang dapat diwaspadai, di antaranya adalah:
– Mudah lelah dan lemas
– Penurunan berat badan drastis yang tidak direncanakan
– Sesak napas
– Keluarnya cairan tubuh yang abnormal
– Perubahan warna atau tekstur kulit pada bagian tubuh yang terdampak
– Munculnya benjolan, bengkak, atau memar pada area tubuh yang terdampak
– Luka yang tidak kunjung sembuh
Mengingat gejala yang ditimbulkan penyakit kanker beragam dan dapat menyerupai kondisi medis lain, Anda sebaiknya memeriksakan diri ke dokter untuk memastikan penyebab dari keluhan terkait.
- Pemeriksaan Medis
Selanjutnya, apabila individu merasakan gejala-gejala di atas atau perubahan kondisi tubuh yang signifikan, dokter dapat merekomendasikan pemeriksaan medis lebih lanjut. Melalui pemeriksaan medis, dokter dapat memastikan diagnosis penyakit kanker dan menentukan penanganan terbaik.
Beberapa contoh prosedur pemeriksaan medis kanker yang dapat dilakukan mencakup:
– USG
– MRI
– CT-Scan
– Rontgen
– Mammografi
– Papsmear
– Kolonoskopi
– Biopsi atau pemeriksaan jaringan yang diambil dari organ yang terdampak
|Baca juga: Inilah Lifestyle Kekinian yang Nggak Cuma Trendi, Tapi dapat Cegah Kanker
Cara Mengobati Kanker
- Operasi
Operasi sering kali menjadi pilihan utama untuk mengangkat tumor jika kanker terdeteksi pada stadium awal dan masih terlokalisasi. Tujuannya adalah mengangkat sebanyak mungkin jaringan kanker. Dalam beberapa kasus, operasi dapat dikombinasikan dengan terapi lain seperti kemoterapi atau radioterapi untuk meningkatkan hasil pengobatan.
- Kemoterapi
Kemoterapi menggunakan obat-obatan untuk membunuh sel-sel kanker atau menghentikan pertumbuhannya. Kemoterapi dapat diberikan secara oral atau intravena dan sering kali digunakan dalam siklus untuk memberikan waktu bagi tubuh untuk pulih. Efek samping kemoterapi termasuk mual, kelelahan, rambut rontok, dan risiko infeksi.
- Radioterapi
Radioterapi menggunakan sinar energi tinggi untuk menghancurkan sel-sel kanker. Terapi ini dapat digunakan sebagai pengobatan utama atau sebagai tambahan setelah operasi untuk menghancurkan sisa-sisa sel kanker. Efek samping radioterapi dapat mencakup iritasi kulit, kelelahan, dan masalah pencernaan tergantung pada area yang dirawat.
- Imunoterapi
Imunoterapi memanfaatkan sistem kekebalan tubuh untuk melawan kanker. Obat imunoterapi membantu sistem kekebalan mengenali dan menyerang sel-sel kanker. Terapi ini menunjukkan hasil yang menjanjikan terutama untuk jenis kanker tertentu seperti melanoma dan kanker paru-paru. Efek samping termasuk reaksi autoimun dan gejala mirip flu.
- Terapi Hormon
Terapi hormon digunakan untuk jenis kanker yang sensitif terhadap hormon, seperti kanker payudara dan prostat. Terapi ini berfungsi dengan memblokir produksi atau aksi hormon yang memicu pertumbuhan kanker. Efek samping terapi hormon dapat mencakup perubahan suasana hati, kelelahan, dan perubahan fungsi seksual.
- Terapi Target
Terapi target menggunakan obat-obatan yang secara spesifik menargetkan molekul yang terlibat dalam pertumbuhan dan penyebaran kanker. Terapi ini cenderung memiliki efek samping yang lebih sedikit dibandingkan dengan kemoterapi karena lebih spesifik.
Namun, tidak semua jenis kanker memiliki target yang diketahui sehingga tidak semua pasien dapat memanfaatkan terapi ini.
- Perawatan Paliatif
Perawatan paliatif bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien dengan mengelola gejala dan efek samping pengobatan kanker. Perawatan ini mencakup pengelolaan nyeri, dukungan emosional, dan bantuan dengan masalah fisik lainnya. Perawatan paliatif dapat dilakukan bersamaan dengan pengobatan kuratif.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News