Media Asuransi, JAKARTA – PT Merck Tbk (MEREK) atau Merck mendukung Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) dalam memperluas akses skrining gangguan tiroid sebagai langkah strategis meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat.
Melalui program ini, sebanyak 80 ribu tes Thyroid Stimulating Hormone (TSH) akan didistribusikan ke Puskesmas di tujuh wilayah dengan prevalensi gangguan tiroid tinggi, yakni Deli Serdang, Jakarta, Malang, Makassar, Medan, Cirebon, dan Surabaya.
|Baca juga: Menpar Ajak Masyarakat Manfaatkan Cek Kesehatan Gratis
Wakil Menteri Kesehatan RI, Dante Saksono Harbuwono, menyatakan bahwa gangguan tiroid kerap tidak terdeteksi hingga menimbulkan dampak yang serius. Oleh karena itu, deteksi dini menjadi langkah krusial untuk mencegah komplikasi dan memastikan penanganan yang tepat sejak dini.
“Kementerian Kesehatan mengapresiasi dukungan Merck dalam penyediaan alat pemeriksaan TSH di berbagai Puskesmas di Indonesia. Inisiatif ini merupakan bentuk nyata kolaborasi lintas sektor untuk memperluas akses layanan kesehatan di tingkat primer,” kata Dante dalam keterangan resmi, Rabu, 11 Juni 2025.
Data menunjukkan bahwa, gangguan tiroid di Asia Pasifik memiliki prevalensi tinggi dengan sekitar 11 persen populasi dewasa menderita hipotiroidisme, dibandingkan angka global yang hanya 2-4 persen. Data ini menegaskan pentingnya deteksi dini dan edukasi berkelanjutan bagi masyarakat.
|Baca juga: Inilah Lifestyle Kekinian yang Nggak Cuma Trendi, Tapi dapat Cegah Kanker
Presiden Direktur Merck, Evie Yulin, menambahkan pihaknya percaya bahwa tes tiroid sederhana dalam Program Deteksi Dini Gangguan Tiroid ini bisa menjadi game changer untuk menolong jutaan pasien yang belum terdiagnosis. Menurutnya, Merck memiliki semangat untuk terus menjadi mitra strategis pemerintah dalam meningkatkan kesadaran dan deteksi dini bagi masyarakat Indonesia.
“Dukungan ini juga sejalan dengan Manifesto Tiroid Merck, sebuah ajakan pemeriksaan gangguan tiroid skala besar untuk mendiagnosis lebih dari 50 juta orang yang hidup dengan hipotiroidisme pada tahun 2030,” tuturnya.
Program ini juga mendapat dukungan dari komunitas pasien tiroid Indonesia, Pita Tosca. Ketua dan Pendiri Pita Tosca, Astriani Dwi Aryaningtyas, mengatakan bahwa sebagai pejuang tiroid, memiliki gejala klinis dan faktor risiko gangguan tiroid itu dapat menurunkan kualitas hidup individu. “Gangguan tiroid yang tergolong sebagai penyakit tidak menular, terkadang memiliki gejala klinis yang tidak nampak, namun berdampak signifikan atau invisible illness,” jelasnya.
Untuk mendukung pelaksanaan skrining, Merck juga menyediakan logistik pemeriksaan TSH, seperti mesin Diagnostic FIA Meter, mikropipet, stopwatch, vacuum holder, tourniquet, serta bahan medis habis pakai (BMHP), termasuk jarum, tabung EDTA, reagen test kit, alcohol swab, dan plester.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News