1
1

Prodia Widyausaha Gelar CEO Gathering, Bahas Keamanan Siber

Media Asuransi, JAKARTA – PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA) menggelar pertemuan dengan sejumlah Chief Executive Officer (CEO) perusahaan untuk membahas pentingnya menjaga keamanan siber di industri di layanan kesehatan.

Acara ini dilaksanakan dalam rangka mengingat pristiwa pada Mei 2017 lalu, yakni dua layanan kesehatan di Jakarta menjadi korban serangan siber ransomware WannaCry, yang menargetkan data-data rumah sakit yang bersifat rahasia dan pribadi, dari data transaksi hingga rekam medis pasien.

Pertemuan dihadiri Direktur Utama Prodia, Dewi Muliaty, Governance, Risk and Compliance-Digital Transformation Office Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Ahmad Ibrahim, Cyber Security Associate Director Deloitte Indonesia, Hendro, dan Digital Service Transformation & IT Director PT Prodia Widyahusada Tbk, Andri Hidayat

The importance of cyber security in healthcare adalah topik krusial untuk diangkat karena cyber security ini sangat penting, bagaimana menjaga data yang dimiliki secara berhati-hati. Banyak hal yang perlu dipelajari dan bisa dibagikan melalui pemaparan materi dari para narasumber terkait cyber security ini,” kata Dewi dalam keterangan resmi yang dikutip Senin, 28 November 2022.

|Baca juga: Kolaborasi Prodia Bersama Alia Hospital untuk Kesehatan Masyarakat

Dewi mengatakan Prodia sebagai lab test provider tentu ingin menjadi penyedia pemeriksaan laboratorium yang terpercaya. Reputasi yang dimiliki perusahaan harus dijaga dengan baik, salah satunya adalah dengan menjaga keamanan data.

“Kami mau menjadi perusahaan yang terpercaya dalam hal pengamanan data, interaksi data, atau traffic data satu sama lain, dan mengharapkan adanya kesadaran bahwa dengan memahami cyber security, kita bisa saling menjaga data. Mengingat hal yang paling utama yang perlu kita lakukan dalam menjalankan bisnis adalah bagaimana melayani pelanggan dengan aman,” jelasnya.

Ahmad Ibrahim  memaparkan pentingnya membangun fondasi infrastruktur IT dan digital yang aman. Dia menjelaskan bahwa peningkatan keamanan siber khususnya di dunia telemedicine merupakan langkah penting sebagai antisipasi insiden keamanan siber.

Menurut Ahmad, penanganan insiden keamanan siber adalah upaya untuk mendeteksi, melaporkan, menilai, menangani, dan menanggapi serta mempelajari dunia maya insiden keamanan. Hal ini dimaksudkan untuk mendukung operasional sistem digital layanan kesehatan yang terintegrasi agar tetap terjamin kerahasiaan dan keamanannya.

|Baca juga: Kolaborasi Danamon dan Prodia Berbuah Penghargaan di Ajang Bergengsi se-Asia

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia yakin sinergi yang konsisten dan selalu waspada antara pemerintah pusat dan sejumlah layanan kesehatan, dapat membendung segala bentuk ancaman siber yang potensial di ekosistem kesehatan Indonesia.

Sementara itu Hendro menjelaskan bagaimana lanskap layanan kesehatan konvensional dan digital di Indonesia serta peluang ancaman dan gangguan siber yang dapat terjadi di industri layanan kesehatan.”Pelayanan kesehatan mulai bergerak ke bidang transformasi digital, untuk mempermudah pasien dalam mengakses jasa kesehatan dimanapun mereka berada. Peningkatan adopsi pada pelayanan jasa kesehatan di bidang teknologi juga sudah sangat terlihat, yakni sekitar 80 persen layanan kesehatan akan melanjutkan road technology map,” katanya.

Hendro melihat Indonesia memiliki potensi pasar yang besar untuk mengembangkan digitalisasi layanan kesehatan di ranah regional dan internasional. Namun sejumlah risiko dan gangguan yang timbul, dapat menjadi ancaman yang dapat membahayakan keberlangsungan industri kesehatan.

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Pemerintah Tingkatan Pekerja Magang Indonesia di Negara Jepang 
Next Post Jumlah Investor di 2022 Tumbuh Signifikan

Member Login

or