1
1

5 Hal Sepele yang Dapat Mempengaruhi Keuangan Anda

Ilustrasi perencanaan keuangan. | Foto: Ist
Media Asuransi, JAKARTA – Pada dasarnya, kekayaan selalu berkaitan dengan kebiasaan kita dalam berbelanja untuk memenuhi gaya hidup, khususnya untuk hal-hal kecil. Padahal, sekecil apapun nominal uang tersebut, jika dibelanjakan secara teratur membuat jumlahnya jauh lebih besar daripada yang dapat kita bayangkan.

Berikut ini beberapa hal sepele yang dapat mempengaruhi keuangan Anda, dikutip dari laman Manulife.

1. Makan di Luar

Menurut studi Global Generational Lifestyle Report tahun 2015 dari Nielsen yang dilakukan di 60 negara, termasuk Indonesia, milenial hobi makan di luar rumah atau dine out. Porsi makan di luar rumah generasi milenial sebesar 58% dibandingkan baby boomers yang hanya 29%.

Memang, kita jarang sekali menghitung biaya makan, apalagi itu adalah kebutuhan utama tiap orang. Coba sekarang kita hitung biaya makan di restoran di mall, belum lagi dengan kebiasaan memesan makanan pesan antar untuk ngemil. Kita tidak pernah melakukan semua pembelian makanan-minuman itu pada hari yang sama. Tetapi selama 30 hari, pembelian tersebut akan terus bertambah dan biayanya menjadi besar.

2. Kopi

Tidak diragukan lagi bahwa kopi memainkan peran penting bagi pekerja kantoran di manapun mereka berada. Kegiatan bekerja di rumah yang jauh dari kedai kopi, membuat orang kerap memesan kopi lewat aplikasi pesan antar. Lihat saja, fenomena kopi literan yang menandakan bahwa demand mengonsumsi kopi semakin besar di Indonesia.

|Baca juga: Resesi di Depan Mata, 6 Langkah Pengelolaan Keuangan Ini Wajib Hukumnya

Jarang kita menyadari berapa banyak uang yang sebenarnya kita belanjakan untuk minuman kopi tersebut. Menurut International Coffee Organization (ICO), konsumsi kopi Indonesia per kapita selama periode Oktober 2018-September 2019 mencapai 1,13 kg/tahun.

Membeli kopi kesukaan tampaknya bukan pengeluaran signifikan bagi banyak orang. Namun, jika Rp20 ribu-Rp50 ribu dihabiskan sehari untuk kopi, dalam sebulan Rp500 ribu hingga Rp1 juta kita habiskan.

Bukannya tidak boleh jajan kopi kekinian, namun perlu dipertimbangkan juga, bahwa uang tersebut bisa saja diarahkan untuk membeli asuransi, yang besaran premi per bulannya kurang lebih sama dengan bujet membeli kopi. Apalagi saat ini sudah ada produk asuransi yang memberikan dua manfaat sekaligus kepada pemiliknya, atau biasa disebut asuransi dwiguna.

3. Buku dan Majalah

Membaca itu penting. Kita semua sepakat mendorong setiap orang untuk lebih sering membaca. Tetapi jika Anda adalah pembaca aktif, Anda mungkin tidak menyadari berapa banyak uang yang dihabiskan untuk buku maupun majalah.

Nominal pembelian buku sering kali bersifat kecil, tetapi jika konsisten, hal itu akan berdampak kepada pendapatan Anda. Seringkali, banyak orang terkejut betapa banyak dari pendapatan mereka yang dihabiskan di sana.

Lantas, apakah Anda harus berhenti membaca? Tidak, melainkan ada 3 cara yang dapat Anda lakukan untuk mereduksi biaya latte factor ini.

– Pertama, beli buku yang benar-benar Anda akan habiskan untuk dibaca.
– Kedua, ikut komunitas pembaca di mana Anda dapat bertukar buku bacaan atau menyewanya dengan biaya lebih murah.
– Ketiga, karena zaman sekarang serba digital, kenapa tidak mencari buku di internet yang bisa diakses secara legal dan gratis.
4. Biaya Aplikasi Berlangganan
Apakah Anda menggunakan layanan berlangganan untuk menonton film atau mendengarkan musik?

|Baca juga: Strategi Atur Keuangan Pasca Kenaikan Harga BBM

Membayar biaya berlangganan Rp49 ribu per bulan memang terlihat kecil. Namun, banyak dari kita yang justru jarang menggunakan aplikasi streaming online tersebut, namun terus-menerus membayarnya via kartu kredit.

Sekarang pikir ulang aplikasi mana yang benar-benar Anda dapat gunakan lebih sering. Jika dalam sebulan, Anda hanya membukanya 1-2 kali, itu pertanda bahwa Anda harus segera menonaktifkan langganan aplikasi tersebut.

5. Biaya Transfer
Disadari atau tidak, digitalisasi membuat transfer uang menjadi amat mudah dilakukan melalui smartphone. Namun sayang, ada biaya yang harus dibayar untuk kemudahan tersebut. Dan ini juga termasuk dalam latte factor.

Dalam sekali transfer antarbank, biaya yang dikenakan mencapai Rp6.500. Bayangkan jika Anda setiap hari harus transfer 5-10 kali, artinya ada potensi Rp65 ribu hilang dari saldo Anda. Belum lagi dengan biaya top-up dompet digital yang merogoh kocek Rp1.000-Rp1.500 per sekali transfer. Coba hitung pengeluaran tersebut dalam sebulan, tentu Anda akan sadar berapa biaya yang hilang dengan percuma.

Saat ini, terdapat beberapa aplikasi yang memberikan gratis biaya transfer antarbank. Bahkan, beberapa perbankan juga memberikan fasilitas free transfer dengan syarat harus memiliki dana mengendap di rekening sejumlah tertentu.

Artinya, banyak cara untuk melakukan penghematan dari biaya-biaya yang tak perlu. Jadi gunakan uang Anda secara bijak ya! Selamat mencoba!

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Banyak Insurtech yang Cari Target Akuisisi Perusahaan Asuransi
Next Post Al Rihla, Wakil Indonesia di Piala Dunia 2022 Qatar

Member Login

or