1
1

Bank BTPN Catatkan Performa Positif di Kuartal II/2022

Media Asuransi, JAKARTA – PT Bank BTPN Tbk (Bank BTPN) berhasil mencatatkan kinerja yang solid pada paruh pertama tahun 2022, antara lain karena upaya terus menerus dari berbagai pihak untuk memulihkan perekonomian.

Pencapaian ini sejalan dengan laporan Indonesia Economic Prospect yang diterbitkan oleh Bank Dunia pada Juni 2022. Laporan tersebut menyebutkan bahwa sejak pertumbuhan ekonomi perlahan berpindah sejak akhir 2021 dari ekspor dan konsumsi pemerintah ke konsumsi dan investasi swasta.

“Bank BTPN berhasil menunjukkan kinerja baik sepanjang semester I/tahun ini. Pencapaian ini merupakan hasil dari strategi kami yang senantiasa mengedepankan prinsip kehati-hatian dalam penyaluran kredit sekaligus memanfaatkan momentum pemulihan ekonomi nasional,” kata Plt Direktur Utama Bank BTPN, Kaoru Furuya, dalam paparan kinerja secara daring, Selasa, 2 Agustus 2022.

Bank BTPN melaporkan pertumbuhan kredit yang lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan kredit di industri perbankan. Seperti yang dilaporkan Bank Indonesia, rata-rata pertumbuhan kredit industri perbankan mencapai 9,03% year on year (yoy) per Mei 2022.

|Baca juga: Fitch Afirmasi Bank BTPN dengan Peringkat AAA

Permintaan kredit bertumbuh sesuai dengan momentum pertumbuhan yang optimistis, hal ini terlihat dari segmen korporasi meningkat sebesar 22% yoy dan adanya peningkatan pada kredit syariah sebesar 11% yoy, sehingga total kredit yang disalurkan per akhir Juni 2022 mengalami peningkatan sebesar 10% yoy ke posisi Rp149,26 triliun. Bank BTPN juga mencatatkan peningkatan aset sebesar 11% yoy, dari Rp175,93 triliun menjadi Rp195,47 triliun pada kuartal II/2022.

Perusahaan juga mampu menjaga kualitas kredit tetap baik, seperti tercermin dari rasio gross Non-Performing Loan (NPL) yang berada di level 1,35%, menurun jika dibandingkan dengan tahun lalu sebesar 1,46% dan masih relatif rendah dibanding rata-rata industri yang tercatat sebesar 3,04% pada akhir Mei 2022.

Bank BTPN mengoptimalkan jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK) melalui penyesuaian dengan kebutuhan pendanaan kredit dan kebutuhan likuiditas bank, sehingga DPK Bank BTPN tercatat meningkat sebesar 7% yoy dari Rp96,64 triliun pada akhir Juni 2021 menjadi Rp103,17 triliun pada akhir Juni 2022. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya saldo Current Account and Saving Account (CASA) sebesar 38% yoy dari Rp28,28 triliun menjadi Rp38,93 triliun, sehingga rasio CASA meningkat dari 29,3% menjadi 37,7%,  sementara time deposit mengalami penurunan sebesar 6% yoy menjadi Rp64,24 triliun.

Upaya menghimpun dana pihak ketiga dilakukan sejalan dengan upaya menekan biaya dana seiring dengan suku bunga acuan Bank Indonesia yang masih rendah, cost of fund (rupiah) turun dari 3,6% menjadi 2,9%.

Laba bersih setelah pajak (konsolidasi) yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk per akhir kuartal II/2022 tercatat di angka Rp1.675 miliar, naik 2% yoy dari Rp1.641 miliar. Hal ini disebabkan oleh penurunan beban bunga sebesar 9% yoy serta peningkatan pendapatan operasional lainnya sebesar 5% yoy, meskipun biaya operasional sedikit meningkat sebesar 2% yoy dari Rp3,44 triliun ke Rp3,50 triliun.

Bank BTPN terus memantau kualitas kredit nasabah, mengelola restrukturisasi kredit, dan menjaga kecukupan pencadangan biaya kredit, tercatat penambahan biaya kredit sebesar 6% menjadi Rp740 miliar.

|Baca juga: Garudafood Raih Pinjaman Rp1 Triliun dari Bank BTPN

“Di tengah kondisi pandemi yang makin membaik, Bank BTPN berhasil meningkatkan pendapatan bunga bersih sebesar 2% yoy menjadi Rp5,72 triliun pada paruh pertama tahun ini, dari Rp5,59 triliun. Peningkatan ini dikontribusikan oleh pertumbuhan kredit dan penurunan beban bunga sebesar 9% yoy menjadi Rp1.704 miliar dari Rp1.879 miliar dengan meningkatnya saldo CASA serta menurunnya suku bunga time deposit, namun di sisi yield terjadi penurunan sehingga berdampak pada lebih rendahnya NIM dari 6,76% pada kuartal II/2021 menjadi 6,34% pada kuartal II/2022,” jelasnya.

Perusahaan juga mampu menjaga rasio likuiditas dan pendanaan berada di tingkat yang sehat, dengan liquidity coverage ratio (LCR) mencapai 181,3% dan net stable funding ratio (NSFR) 121,3% pada posisi 30 Juni 2022. Perseroan mencatat rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) 25,2%.

Melalui visinya untuk menjadi bank pilihan utama di Indonesia, yang dapat memberikan perubahan berarti dalam kehidupan jutaan orang, terutama dengan dukungan teknologi digital, Bank BTPN terus mengembangkan Jenius, pionir digital banking di Indonesia guna melayani segmen nasabah yang lebih luas.

Jenius melaporkan pertumbuhan registered user sebesar 19% yoy, dari 3.345.061 per Juni 2021 menjadi 3.995.013 di periode yang sama tahun ini. Funding balance/DPK yang dikelola Jenius juga menunjukkan kenaikan sebesar 12% yoy menjadi 17,3 triliun dari 15,4 triliun di akhir Juni 2022. Flexi cash/Total Disbursement Credit yang disalurkan mencapai 602 miliar atau naik 148% yoy dari 243 miliar.

“Kami berkomitmen untuk menjaga performa ini agar senantiasa menyediakan layanan perbankan terbaik guna memenuhi kebutuhan finansial nasabah berbagai segmen sehingga bisa mewujudkan hidup yang lebih berarti, termasuk melalui inovasi teknologi,” tutur Furuya.

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Pricing Asuransi di Asia Naik 3% pada Kuartal II/2022
Next Post Jasa Raharja Serahkan Santunan kepada Ahli Waris Korban Kecelakaan di Boyolali

Member Login

or