Media Asuransi, JAKARTA – PT Bank Mega Tbk berhasil membukukan laba bersih tahun 2022 sebesar Rp4,05 triliun. Porsi terbesar dari laba bersih 2022 akan membagikan dividen tunai sebesar Rp2,83 triliun kepada para pemegang saham.
Sedangkan sisal aba bersih sebesar Rp1,21 triliun akan dibukukan sebagai laba ditahan dan Rp77,66 juta disisihkan sebagai dana cadangan. Hal itu diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang berlangsung di Jakarta, 24 Februari 2023.
Sementara itu, seiring dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan digitalisasi perseroan, maka Bank Mega memutuskan untuk menambah seorang direktur yang secara khusus di bidang information technology. Selain itu dilakukan penambahan seorang anggota dewan komisaris, yang merupakan komisaris independent
|Baca juga: Bank Mega Diganjar Peringkat idAA- Outlook Stabil
Dengan demikian, maka susunan Pengurus Perseroan setelah ditutupnya RUPST menjadi sebagai berikut:
Dewan Komisaris:
Komisaris Utama : Chairul Tanjung
Wakil Komisaris Utama : Yungky Setiawan
Komisaris Independen : Achjadi Ranuwisastra
Komisaris Independen : Lambock V. Nahattands
Komisaris Independen : Hizbullah*
Direksi:
Direktur Utama : Kostaman Thayib
Wakil Direktur Utama : Indivara Erni*
Wakil Direktur Utama : Lay Diza Larentie*
Direktur : Yuni Lastianto
Direktur : Madi Lazuardi
Direktur : Martin Mulwanto
Direktur : C. Guntur Triyudianto
Direktur : YB Hariantono*
*akan berlaku efektif setelah mendapatkan persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan atas Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test) dan memenuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Bank Mega berhasil menutup kinerja akhir tahun 2022 dengan membukukan laba bersih sebesar Rp4,05 triliun atau meningkat 1,11 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp4,01 triliun. Perolehan laba bersih Bank Mega dikontribusikan melalui kenaikan net interest income sebesar 21,24 persen menjadi Rp5,87 triliun dari posisi yang sama periode sebelumnya sebesar Rp4,84 triliun.
|Baca juga: Jadi Bank Digital, Allo Bank Alihkan Aset dan Liabilitas ke Bank Mega
Pada tahun 2022 total aset Bank Mega naik menjadi Rp141,75 triliun atau tumbuh sebesar 6,68 persen dari tahun sebelumnya sebesar Rp132,88 triliun. Bank Mega mencatatkan pertumbuhan penyaluran kredit sebesar 15,84 persen menjadi sebesar Rp70,29 triliun dari posisi yang sama periode sebelumnya sebesar Rp60,68 triliun. Dana Pihak Ketiga (DPK), pada akhir tahun 2022 tumbuh sebesar 4,09 persen menjadi Rp102,95 triliun, dari posisi yang sama periode sebelumnya sebesar Rp98,91 triliun.
“Sebagaimana kita ketahui, bahwa situasi perekonomian tahun 2022 masih diwarnai dengan situasi yang cukup menantang, dan kami berhasil melewatinya dengan mencatatkan kinerja yang baik. Saya optimistis, di tahun 2023 ini, kinerja Bank Mega akan terus meningkat dengan dukungan seluruh stakeholder” ujar Direktur Utama Bank Mega, Kostaman Thayib, dalam keterangan resmi yang dikutip Jumat, 3 Maret 2022.
Sementara itu, teknologi informasi diyakini menjadi salah satu kunci bagi industri perbankan agar tumbuh berkelanjutan. Saat ini, mayoritas nasabah telah terbiasa menggunakan beragam platform berbasis digital, dan diprediksikan ke depannya akan terus bergantung pada layanan tersebut. Untuk itu, Bank Mega akan terus berinovasi dan mendigitalisasi proses bisnis, sehingga tetap relevan dengan kebutuhan nasabah di era digital.
Sepanjang tahun 2022, transformasi digital fokus pada penambahan fitur di aplikasi M-Smile. M-Smile merupakan suatu platform digital yang hampir semua kebutuhan nasabah dalam bertransaksi perbankan sudah dapat dilakukan, mulai dari pembukaan rekening secara online, pembayaran tagihan, hingga membeli produk-produk investasi. Bahkan M-Smile memberikan layanan lebih bagi nasabah dengan membuka layanan transfer antarbank secara real-time melalui BI Fast tanpa biaya serta menyediakan 90 fitur dengan 699 produk. Melalui M-Smile, nasabah ritel mendapatkan customer experience selayaknya layanan cabang dalam genggaman.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News