1
1

BI: Inflasi 2021 yang Rendah Dipengaruhi Permintaan Domestik yang Belum Kuat

Ilustrasi Kantor Bank Indonesia | Foto: Doc

Media Asuransi, JAKARTA – Bank Indonesia menilai bahwa inflasi yang rendah pada tahun 2021 dipengaruhi oleh permintaan domestik yang belum kuat sebagai dampak pandemi Covid-19. Selain itu, inflasi yang rendah ini dipengaruhi oleh pasokan yang memadai, dan sinergi kebijakan Bank Indonesia dan pemerintah baik di tingkat pusat maupun daerah dalam menjaga kestabilan harga.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada 2021 tetap rendah dan berada di bawah kisaran sasaran 3,0 persen plus-minus 1 persen. Inflasi IHK 2021 tercatat sebesar 1,87 persen year on year (yoy), meningkat dibandingkan dengan inflasi IHK 2020 sebesar 1,68 persen yoy.

“Ke depan, Bank Indonesia tetap konsisten menjaga stabilitas harga dan memperkuat koordinasi kebijakan dengan Pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah, guna menjaga inflasi sesuai kisaran targetnya 3,0 persen plus-minus 1 persen pada 2022,” kata Direktur Eksekutif, Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono, dalam keterangan resmi yang dikutip Media Asuransi, Selasa, 4 Desember 2022.

BPS menyebutkan bahwa inflasi IHK Desember 2021 tercatat sebesar 0,57 persen month to month (mtm). Inflasi tersebut meningkat dari bulan sebelumnya sebesar 0,37 persen mtm, dan lebih tinggi dari rerata inflasi Desember lima tahun sebelumnya sebesar 0,51 persen mtm.

| Baca juga:Inflasi Desember 2021 0,57 Persen, Inflasi 2021 Hanya 1,87 Persen 

Meningkatnya tekanan inflasi IHK di akhir tahun didorong oleh kelompok inflasi volatile food dan administered prices. Inflasi inti tercatat 0,16 persen mtm, relatif stabil dibandingkan inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,17 persen mtm. Inflasi kelompok volatile food tercatat sebesar 2,32 persen mtm, lebih tinggi dibandingkan inflasi bulan lalu sebesar 1,19 persen mtm, sejalan pola musiman akhir tahun. Kelompok administered prices mencatat inflasi sebesar 0,45 persen mtm, meningkat dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,37 persen mtm seiring peningkatan permintaan angkutan udara pada Natal dan Tahun Baru.

Erwin Haryono menambahkan bahwa perkembangan Covid-19 memengaruhi inflasi pada tahun 2021. Inflasi 2021 yang rendah dipengaruhi inflasi inti yang tercatat sebesar 1,56 persen yoy, sedikit menurun dibandingkan inflasi inti tahun sebelumnya. “Rendahnya inflasi inti terutama dipengaruhi oleh belum kuatnya permintaan domestik seiring dengan kebijakan pembatasan mobilitas yang harus ditempuh untuk mencegah penyebaran Covid-19 di tengah pengaruh tekanan harga global ke domestik yang minimal,” katanya.

Di sisi lain, kebijakan Bank Indonesia tetap konsisten menjaga ekspektasi inflasi terjangkar sesuai sasaran dan stabilitas nilai tukar sesuai dengan fundamentalnya. Inflasi volatile food terkendali sebesar 3,20 persen yoy, didukung ketersediaan pasokan dan kelancaran distribusi bahan pangan yang tetap terjaga serta sinergi kebijakan Bank Indonesia dan pemerintah untuk menjaga stabilitas harga. Sementara itu, inflasi administered prices meningkat dari tahun lalu menjadi sebesar 1,79 persen yoy, sejalan dengan peningkatan mobilitas masyarakat pascapelonggaran kebijakan pembatasan mobilitas.

 

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Kinerja Pendapatan Negara Telah Kembali pada Level Prapandemi
Next Post Kontrak Baru PP Presisi (PPRE) 2021 Tembus Rp5,6 Triliun

Member Login

or