Media Asuransi, JAKARTA – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) berhasil mencatatkan laba bersih (bank only) sebesar Rp32,22 triliun per Desember 2021, atau tumbuh 75,53persen year on year (yoy). Penopang utama pertumbuhan laba BRI adalah kinerja kredit dan penghimpunan DPK yang tumbuh positif, disertai penurunan biaya bunga yang signifikan.
Direktur Utama BRI, Sunarso, mengungkapkan bahwa perseroan juga mampu mengelola portfolio mix serta kualitas asset, sehingga dapat meningkatkan yield aset. “Raihan laba BRI sebesar Rp32,22 triliun membuktikan bahwa perseroan dapat terus meng-create economic value kepada seluruh stakeholders di tengah kondisi yang menantang saat ini,” ujarnya dalam jumpa pers secara daring, Kamis, 3 Februari 20222.
Hingga akhir Desember 2021, penyaluran kredit BRI (secara bank only) tercatat tumbuh 7,16 persen yoy, lebih tinggi dibandingkan dengan penyaluran kredit di industri perbankan nasional tahun 2021 sebesar 5,24 persen. “Seluruh segmen pinjaman BRI tercatat tumbuh positif dengan driver utama pertumbuhan kredit BRI masih berada pada segmen mikro yang tercatat tumbuh sebesar 12,98 persen yoy. Sementara itu segmen konsumer tumbuh 3,97 persen yoy, segmen kecil dan menengah tumbuh 3,55 persen yoy, dan segmen korporasi tumbuh 2,37 persen yoy. Hal ini sesuai dengan aspirasi BRI untuk fokus ke segmen UMKM,” imbuh Sunarso.
|Baca juga: Overweight untuk Sektor Perbankan, BBCA & BBRI Jadi Top Picks
Dari sisi manajemen risiko, BRI berhasil menjaga kualitas kredit yang disalurkan. Hal itu tecermin dari rasio non performing loan (NPL) yang terjaga di level 3,08 persen dengan NPL coverage yang sangat memadai sebesar 278,14 persen. “Kualitas kredit BRI yang baik tersebut diikuti dengan kondisi restrukturisasi kredit BRI yang saat ini terus melandai. Hingga akhir Desember 2021 tercatat restrukturisasi BRI sebesar Rp156,93 triliun, atau jauh lebih rendah dibandingkan dengan total akumulasi restrukturisasi yang mencapai Rp 245,22 triliun,” tambahnya.
Sunarso menjelaskan bahwa BRI juga berhasil mencatatkan kinerja positif dalam hal penghimpunan dana pihak ketiga (DPK). Hingga akhir Desember 2021, DPK BRI tercatat tumbuh 7,14 persen yoy dengan dana murah (CASA) meningkat sebesar 11,18 persen yoy.
Kinerja solid dari BRI tersebut mampu menjadi pendorong kinerja BRI Group secara keseluruhan, atau BRI secara konsolidasian. Hingga akhir kuartal IV/2021 aset BRI konsolidasian tercatat sebesar Rp1.678,10 triliun atau tumbuh 4,23 persen yoy.
Total kredit dan pembiayaan BRI Group telah menembus seribu triliun rupiah, tepatnya sebesar Rp1.042,87 triliun. Apabila dirinci, segmen mikro tercatat mendominasi penyaluran kredit dan pembiayaan BRI dengan nominal sebesar Rp483,89 triliun, segmen kecil dan menengah sebesar Rp240,35 triliun, segmen korporasi sebesar Rp168,27 triliun, dan segmen konsumer sebesar Rp150,35 triliun.
“Proporsi kredit UMKM BRI pun terus merangkak naik, yakni sebesar 83,86 persen dari total penyaluran kredit BRI disalurkan kepada segmen UMKM. Angka ini meningkat dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, dan BRI akan terus meningkatkan proporsi tersebut hingga mencapai 85 persen,” jelas Sunarso.
|Baca juga: Bank BRI Gunakan ExtraHop Reveal(x) untuk Amankan Operasi dan Data Perbankan
Kemampuan BRI dalam menyalurkan kredit dan pembiayaan juga didukung dengan likuiditas yang memadai dan permodalan yang kuat. LDR (loan to deposit ratio) bank secara tercatat 83,53 persem, dengan CAR (capital adequacy ratio) 27,25 persen.
Likuiditas BRI Group yang memadai tak terlepas dari raihan DPK BRI secara dengan total Rp1.138,74 triliun pada akhir Desember 2021. Apabila dirinci, tabungan mendominasi sebesar Rp497,68 triliun, giro tercatat sebesar Rp220,59 triliun, dan deposito sebesar Rp420,48 triliun. Fokus BRI mengakselerasi kemampuan dalam menghimpun dana murah membuat rasio CASA (current account and saving account) meningkat menjadi 63,08 persen pada akhir Desember 2021. Angka ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yakni sebesar 59,66 persen.
“Keberhasilan BRI dalam memperbaiki struktur pendanaan membuat beban bunga BRI turun sebesar 25,54 persen yoy. Ke depan, BRI pun akan terus mendorong peningkatan dana murah sebagai sumber pendanaan,” jelas Sunarso.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News