1
1

Kinerja Perbankan Juni 2022, DPK Tumbuh 9,13 Persen dan Kredit Naik 10,66 Persen

Kantor pusat Bank Indonesia. | Foto: Arief Wahyudi

Media Asuransi, JAKARTA – Bank Indonesia melaporkan data pada Juni 2022, Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh sebesar 9,13 persen year on year (yoy). Sementara intermediasi perbankan melanjutkan perbaikan dengan pertumbuhan kredit sebesar 10,66 persen yoy.

“Intermediasi yang membaik terutama pada kredit produktif, yaitu Kredit Modal Kerja dan Kredit Investasi, serta pada sebagian besar sektor ekonomi,” kata Gubernur BI, Perry Warjiyo dalam jumpa pers secara daring, Kamis, 21 Juli 2022.

Dari sisi penawaran, standar penyaluran kredit perbankan tetap longgar, terutama di sektor Industri, Perdagangan dan Pertanian seiring dengan membaiknya persepsi risiko kredit. Dari sisi permintaan, pemulihan kinerja korporasi terus berlanjut, tercermin dari perbaikan penjualan terutama di sektor Perdagangan dan Industri.

“Perbaikan kinerja tersebut meningkatkan kemampuan membayar dan belanja modal korporasi, serta meningkatkan permintaan pendanaan dari korporasi. Sementara itu, pertumbuhan kredit UMKM juga meningkat sebesar 17,37 persen yoy pada Juni 2022,” jelas Perry.

|Baca juga: Keputusan BI Tahan BI-7DRR Dinilai Sudah Tepat

Dalam upaya mengakselerasi pemulihan intermediasi guna memperkuat momentum pemulihan ekonomi, Bank Indonesia terus mendorong perbankan untuk meningkatkan penyaluran kredit kepada sektor prioritas dan inklusif, serta memperkuat sinergi dengan pemerintah, otoritas lainnya dan dunia usaha. “Dengan memperhatikan perkembangan dan upaya yang dilakukan di atas, pertumbuhan kredit pada 2022 diprakirakan lebih tinggi dibandingkan prakiraan sebelumnya, menjadi dalam kisaran 9,0-11,0 persen yoy dengan kecukupan likuiditas perbankan yang tetap terjaga,” tuturnya.

Menurut Gubernur BI, normalisasi kebijakan likuiditas melalui kenaikan Giro Wajib Minimum (GWM) Rupiah secara bertahap dan pemberian insentif GWM berlangsung tanpa mengganggu kondisi likuiditas dan intermediasi perbankan. Penyesuaian secara bertahap GWM Rupiah dan pemberian insentif GWM sejak 1 Maret sampai 15 Juli 2022 menyerap likuiditas perbankan sekitar Rp219 triliun. “Penyerapan likuiditas tersebut tidak mengurangi kemampuan perbankan dalam penyaluran kredit ataupembiayaan kepada dunia usaha dan partisipasi dalam pembelian SBN untuk pembiayaan APBN,” tegasnya.

Penyaluran kredit atau pembiayaan perbankan kepada dunia usaha terus menunjukkan pemulihan dengan kecukupan likuiditas yang terjaga. Pada Juni 2022, rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) masih tinggi mencapai 29,99 persen, sehingga tetap mendukung kemampuan perbankan dalam penyaluran kredit.

Ketahanan sistem keuangan tetap terjaga dan intermediasi perbankan terus meningkat. Rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) perbankan Mei 2022 tetap tinggi sebesar 24,67 persen. Sedangkan rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) tetap terjaga, yakni 3,04 persen untuk NPL bruto dan 0,85 persen untuk NPL neto.

|Baca juga: Bank Indonesia Pertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate Tetap 3,50 Persen

Sementara itu, dalam rangka pelaksanaan Kesepakatan Bersama Bank Indonesia dan Kementerian Keuangan, Bank Indonesia hingga 20 Juli 2022 melanjutkan pembelian SBN di pasar perdana sejalan dengan program pemulihan ekonomi nasional serta pembiayaan penanganan kesehatan dan kemanusiaan dalam rangka penanganan dampak pandemi Covid-19 sebesar Rp56,11 triliun. Pada Juni 2022, likuiditas perekonomian juga tetap longgar, tercermin pada uang beredar dalam arti sempit (M1) dan luas (M2) yang tumbuh masing-masing sebesar 16,60 persen yoy dan 10,64 persen yoy.

Di sisi lain, suku bunga perbankan terus menunjukkan penurunan sejalan dengan tren perbaikan persepsi risiko. Di pasar uang, suku bunga IndONIA pada Juni 2022 stabil sebesar 2,80 persen dibandingkan dengan Juni 2021. Di pasar dana, suku bunga deposito 1 bulan perbankan turun sebesar 69 bps sejak Juni 2021 menjadi 2,81 persen pada Juni 2022. Di pasar kredit, suku bunga kredit menunjukkan penurunan 58 bps pada periode yang sama menjadi 8,94 persen, di tengah membaiknya persepsi risiko perbankan.

“Bank Indonesia memandang peran perbankan dalam penyaluran kredit atau pembiayaan, termasuk melalui penurunan suku bunga kredit, dapat ditingkatkan guna makin mendorong pemulihan ekonomi nasional,” kata Gubernur BI, Perry Warjiyo. 

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Kinerja Positif, Sequis Life Optimistis Lanjutkan Pertumbuhan di Tahun Ini
Next Post Mau Jadi PNS atau Pegawai BUMN, Ini Perbandingan Gajinya

Member Login

or