Media Asuransi, JAKARTA – PT Bank BCA Syariah (BCA Syariah) membukukan laba bersih sesudah pajak sebesar Rp45,4 miliar per Juni 2022, tumbuh 31,6 persen dari Rp34,5 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Laba perusahaan yang tumbuh ini mencerminkan kemampuan perusahaan dalam menjaga kualitas aktiva serta menjaga keseimbangan aset dan liabilitas yang optimal.
Hal ini disampaikan oleh Presiden Direktur BCA Syariah, Yuli Melati Suryaningrum, dalam jumpa pers kinerja keuangan semester I/2022, di Kantor Pusat BCA Syariah, Jakarta, Kamis, 4 Agustus 2022.
“Di semester 1/2022 aktivitas perekonomian masyarakat yang kembali menggeliat turut mendorong sektor usaha untuk kembali berekspansi. Kondisi ekonomi yang makin positif ini menjadi momentum yang baik bagi BCA Syariah untuk menjalankan fungsi intermediasi dalam menyalurkan pembiayaan dan mendorong pertumbuhan ekonomi,” jelas Yuli.
Lebih lanjut ditambahkan bahwa di tengah mulai meningkatnya permintaan pembiayaan di semester 1/2022, penyaluran pembiayaan BCA Syariah tumbuh 19,6 persen, dari Rp5,91 triliun di semester I/2021 menjadi sebesar Rp7,07 triliun di periode yang sama tahun ini. Pertumbuhan pembiayaan terjadi di semua segmen baik komersial, konsumer maupun UMKM.
|Baca juga: Aset BCA Syariah Tumbuh 9,5 Persen
Portofolio pembiayaan komersial masih menopang penyaluran pembiayaan BCA Syariah dengan komposisi 71,71 persen dari total pembiayaan. Pembiayaan komersial semester I/2022 tercatat sebesar Rp5,07 triliun, naik 9,78 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang tercatat sebesar Rp4,62 triliun.
Portofolio terbesar kedua adalah pembiayaan UMKM dengan komposisi 24,16 persen dari total pembiayaan. Nilai pembiayaan UMKM per semester I/2022 tercatat sebesar 1,71 triliun, naik 48,19 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp1,15 triliun. Sementara itu sektor pembiayaan konsumer memiliki portofolio sebesar 4,13 persen, per Juni 2022 nilainya tercatat Rp292 miliar, atau tumbuh sebesar 109,8 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp139 miliar.
Terkait pertumbuhan pembiayaan konsumer, Direktur BCA Syariah, Pranata, menjelaskan bahwa ada beberapa hal yang dilakukan BCA Syariah setahun terakhir. Pertama, fitur produk. “Dua tahun terakhir terutama dari sisi pricing sudah diperbaiki. Marjin di BCA Syariah mirip-mirip dengan di BCA konvensional (induk perusahaan). Jadi, nasabah BCA Syariah akan mendapatkan kualitas layanan dan fitur produk yang sama dengan yang di BCA konvensional,” tuturnya.
Kedua, BCA Syariah meningkatkan kerja sama dengan developer, khususnya untuk rumah yang primary (rumah pertama bagi nasabah). Sedangkan untuk rumah secondary, BCA Syariah juga melakukan penambahan kerja sama dengan property agent. “Peningkatan kerja sama dengan developer dan property agent, juga meningkatkan portofolio pembiayaan rumah BCA Syariah,” tambah Pranata.
Lebih lanjut dijelaskan bahwa peningkatan pembiayaan konsumer ini pendorongnya lebih banyak dari faktor eksternal. Pembiayaan rumah atau KPR ini, pengikatannya masih harus secara fisik, yakni nasabah datang ke kantor cabang. Di awal pandemi Covid-19, kesempatannya terbatas. Nah, belakangan pada saat PPKM diturunkan, pertumbuhan pembiayaan rumah ini naik cukup tinggi.
Sementara itu, BCA Syariah juga mencatat adanya shifting permintaan pembiayaan untuk rumah atau KPR ini. Kalau dulu dari permintaannya lebih banyak untuk rumah secondary, atau rumah kedua bagi nasabah. Saat ini permintaan untuk rumah primary atau rumah pertama bagi nasabah, meningkat cukup tinggi. “Jumlahnya banyak namun nilainya kecil-kecil. Bagi bank ini lebih aman, kualitas pembiayaannya bagus, pembayaran cicilan lancar. Karena rumah pertama, orang tidak mau kehilangan rumahnya,” jelas Pranata.
Dia juga menyampaikan bahwa BCA Syariah masih dapat melakukan ekspansi bisnis didukung dengan rasio kecukupan modal di level 38,9 persen dan likuiditas yang memadai dengan tingkat FDR (Financing to Deposits Ratio) di 88,7persen. “Kemampuan bank untuk menghimpun dana dapat dilihat pada pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang meningkat 16,3 persen menjadi Rp7,9 triliun, dibandingkan dengan tahun sebelumnya Rp6,8 triliun,” katanya.
|Baca juga: BCA Syariah Dorong Milenial Berwirausaha
Pertumbuhan DPK ditopang oleh perolehan dana pada produk tabungan yang tumbuh 32,6 persen dibandingkan tahun sebelumnya, yakni dari Rp1,13 triliun di semester I/2021 menjadi Rp1,50 triliun di periode yang sama tahun ini. Sementara itu, giro tumbuh 16,0 persen yoy, dari Rp1,34 triliun di semester I/2021 menjadi Rp1,55 triliun di semester I/2022. “Pertumbuhan tabungan mendorong meningkatnya perolehan CASA sehingga mencapai 38,4 persen dari total DPK,” jelas Pranata.
Lebih lanjut ditambahkan bahwa pertumbuhan CASA BCA Syariah diikuti dengan peningkatan aktivitas transaksi, khususnya secara digital. Per semester I/2022, volume transaksi digital BCA Syariah terbanyak adalah melalui mobile banking dengan jumlah pengguna yang tumbuh signifikan sebesar 46 persen secara tahunan dan frekuensi transaksi mencapai 2,6 juta transaksi. Frekuensi transaksi ini mencapai 56 persen dari total transaksi nasabah yang dilakukan melalui BCA Syariah.
“Kami terus memacu sinergi dengan BCA untuk mendukung berbagai inisiatif dan inovasi digital agar dapat menghadirkan transaksi yang cepat, mudah dan aman sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Fitur-fitur baru dan kemudahan transaksi di berbagai channel perbankan elektronik terus kami upayakan sehingga preferensi masyarakat untuk memilih BCA Syariah semakin meningkat,” kata Yuli Melati Suryaningrum.
Dijelaskan bahwa di tengah perolehan pertumbuhan perusahaan, BCA Syariah berkomitmen untuk menjaga keselarasan antara profitabilitas perusahaan dan kontribusi bank terhadap perekonomian yang berkelanjutan. Portofolio pembiayaan pada Kegiatan Usaha Bekelanjutan (KUB) per bulan Juni 2022 yang disalurkan kepada 6 sektor KUB, tumbuh sehingga mencapai Rp2,34 triliun atau dengan portofolio sebesar 33,0 persen dari total pembiayaan BCA Syariah.
Presiden Direktur BCA Syariah ini mengatakan bahwa pertumbuhan portofolio pembiayaan hijau akan terus ditingkatkan sehingga mampu menjangkau kegiatan usaha berkelanjutan lainnya. “Untuk itu, BCA Syariah akan fokus dalam menyempurnakan sustainable policy yang dimiliki serta terus melakukan pengembangan kapasitas internal agar dapat lebih optimal dalam menjalankan bisnis yang sejalan dengan implementasi keuangan berkelanjutan,” jelas Yuli.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News