Media Asuransi, Jakarta – Lembaga pemeringkat kredit internasional Fitch Ratings memproyeksikan kinerja keuangan pasar perbankan di kawasan Asia Pasifik (APAC) akan stabil di tahun 2023. Terkecuali Sri Lanka yang akan menghadapi sejumlah tantangan.
Fitch menilai jika keberlanjutan pembukaan dan pemulihan ekonomi akan mendukung kinerja bank, meskipun dengan latar belakang yang tidak menguntungkan. Pertumbuhan ekonomi dan pinjaman dengan manfaat pendapatan bersih, sebagian besar akan mengimbangi melemahnya kualitas aset dalam siklus suku bunga saat ini.
Berdasarkan dari laporan Fitch, saat ini Vietnam dan India memiliki prospek pertumbuhan Produk Domestik Bruto terbaik di kawasan Asia Pasifik.
|Baca juga: OJK: Kinerja Perbankan Kuat dan Stabil di Tengah Gejolak Global
Sedangkan untuk Indonesia, Fitch memperkirakan ekonomi Indonesia akan tetap stabil di tahun ini, namun disamping itu pertumbuhan pinjaman diperkirakan melemah ke level dua digit dari pada tahun 2022.
Namun demikian, kemungkinan risiko penurunan ekonomi akan tetap ada diseluruh wilayah Asia, hal ini disebabkan karena inflasi, suku bunga yang melambung dan persoalan geopolitik antara Amerika Serikat dan Uni Eropa yang memanas.
Sedangkan untuk Tiongkok, Fitch memperkirakan jika PDB Tiongkok akan meningkat menjadi 4,5 persen pada 2023 dari yang sebelumnya hanya 2,8 persen pada 2022.
Fitch menilai, sebagian besar perbankan memiliki sistem penyangga penyerapan kerugian yang memadai dalam mengatasi guncangan penurunan ekonomi. Meskipun kapitalisasi nampak lebih sederhana di beberapa negara seperti Vietnam, Sebagian China dan di antara sebagian besar bank negara India, namun kerentanan profil keuangan memungkinkan akan menjadi yang tertinggi di Sri Lanka mengingat default FX yang menguat.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News