Media Asuransi, JAKARTA – Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa, berharap tahun 2022 ini LPS tidak melakukan likuidasi Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Itu tandanya BPR, tidak ada yang mengalami kesulitan finansial serta ekonomi sudah pulih.
Padahal pada tahun-tahun sebelumnya LPS melikuidasi sekitar 8 hingga 10 BPR setiap tahun. “Biasanya sekitar 8-10 BPR yang jatuh, namun hingga saat ini masih nol. Kita sih berharap hingga akhir tahun tidak ada BPR yang jatuh, itu tandanya BPR kita tidak ada yang kesulitan finansial dan ekonomi juga sudah pulih,” kata Purbaya dalam acara silaturahmi dengan wartawan di Jakarta, Kamis, 19 Mei 2022.
|Baca juga: LPS Selenggarakan Kompetisi Riset
Dia jelaskan, karena belum ada BPR yang dilikuidasi oleh LPS, maka dana penjaminan LPS tahun 2022 ini diperkirakan masih utuh atau tidak keluar sama sekali. “Karena belum ada yang jatuh, maka dana untuk membayar penjaminan masih terjaga dengan baik, dan laporan keuangan kita juga masih bagus karena tidak ada dana yang keluar,” tegasnya.
Ketika ditanya berapa dana LPS yang disediakan bila ada BPR yang dilikuidasi tahun 2022 ini, Purbaya mengatakan lupa angka persisnya. Namun menurutnya dana penjaminan nilai ada BPR yang jatuh tidak terlalu besar, diperkirakan angkanya untuk 1 BPR hanya di bawah Rp 1 miliar. “Biasanya BPR yang jatuh itu, dana penjaminannya bervariasi, tetapi umumnya di bawah Rp 1 miliar untuk 1 BPR,” tegasnya.
Menyinggung tentang dana investasi, Purbaya mengatakan bahwa saat ini dana investasi dan premi LPS tahun 2022 mencapai Rp20 triliun, sedangkan aset LPS mencapai Rp180 triliun. Menurutnya dana investasi LPS ditempatkan di surat utan negara (SUN) dan obligasi dolar sekitar 150-200 juta dolar AS.
“Kita jaga stabilitas keuangan dan jaga aman, makanya ditempatkan di SUN dan obligasi dolar. Kita amat hati- hati untuk menjaga kestabilan keuangan negara,” tegasnya.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News