Media Asuransi, JAKARTA – Dunia kita begitu dinamis, tantangan finansial pun terus begerak membuat hidup begitu berbeda dari generasi ke generasi. Cara-cara yang dulu diadopsi orang tua kita, hari ini tak lagi mumpuni untuk membawa kita ke level aman, apalagi level sejahtera.
Salah satu contohnya adalah bagaimana ayah dan ibu kita cukup berjaya dalam hidup dengan satu penghasilan. Hari ini? Ada begitu banyak kemungkinan yang menantang kesiapan kita untuk dapat bertahan dalam hidup.
Head of Investment Specialist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI), Freddy Tedja, menyampaikan bahwa berbagai dinamika terus terjadi. Mulai dari perang tarif sampai ketegangan politik, seakan tak memberi ruang bernafas bagi pemulihan setelah seluruh warga bumi ditampar pandemi selama tiga tahun.
|Baca juga: Ternyata Ini 5 Alasan Gen Z dan Milenial Tertarik Investasi Emas
Pekerjaan menjadi tak sepasti dulu, pola bisnis tak lagi dapat mengandalkan cara lama. Buahnya, penghasilan jadi tak pasti. Sebagai individu, terutama jika di belakang kita ada sejumlah orang yang bergantung pada kita, maka kita perlu ‘tameng’. Salah satunya dari sisi penghasilan.
Penghasilan yang baik harus memenuhi tiga aspek, yakni: lebih dari satu sumber, sumbernya berbeda dan memiliki korelasi rendah satu sama lain, serta terkelola dengan baik agar stabil.
Selanjutnya, menurut Freddy, ketika sebuah keluarga memiliki dua penghasilan, misalnya dari ayah dan ibu yang bekerja, aspek pertama sudah terpenuhi. Pertanyaan selanjutnya, bagaimana korelasi kedua sumber penghasilan? Jika keduanya bekerja di kantor, apalagi di bidang yang sama, maka kondisi tertentu dapat menghilangkan kedua sumber penghasilan ini secara bersamaan.
|Baca juga: Jangan Sampai Tertipu, Begini Cara Cerdas Berinvestasi di Era Digital!
Akan baik jika kedua sumber penghasilan begitu berbeda sehingga salah satu bisa menjadi pelampung jika yang lainnya hilang. “Kita bisa mengombinasikan penghasilan berupa gaji dengan pendapatan bisnis, tetapi yang terbaik adalah pasangan antara penghasilan aktif dengan pendapatan pasif,” tuturnya.
Setelah memilih sebuah mesin penghasilan pasif, aspek berikutnya yang perlu dipenuhi adalah stabilitas. Reksa dana adalah salah satu alternatif yang punya potensi memenuhi aspek ini, yaitu terdiversifikasi dengan baik. Karena reksa dana berisi puluhan saham, obligasi, dan deposito yang diracik secara profesional, dikelola dengan disiplin setiap hari untuk menjaga peluang return optimal pada tingkat risiko terkendali.
“Saat ini ada begitu banyak reksa dana yang memiliki fitur dividen atau pembagian hasil investasi berkala,” jelas Freddy.
Mengenal dividen reksa dana
Freddy menuturkan bahwa dividen reksa dana beda dengan bunga deposito atau tabungan yang merupakan imbalan bagi nasabah yang ‘meminjamkan’ uangnya ke Bank untuk digunakan sebagai modal bisnis bank. Dividen reksa dana adalah pembayaran sebagian dari keuntungan investasi.
Sebagai contoh, Reksa Dana Manulife Obligasi Unggulan (MOU) Kelas A, yang selama setahun terakhir (Juni 2025) mencetak keuntungan total sebesar 6,8 persen. Sebagian dari total keuntungan investasi ini, yaitu sebesar 6,2 persen, dibayarkan sebagai dividen kepada seluruh investornya secara berkala setiap periode tertentu selama satu tahun tersebut.
|Baca juga: Lima Hal yang Dapat Dinikmati Investor Reksa Dana
Sisanya, yaitu 0,6 persen tetap dicatatkan sebagai pertumbuhan modal investasi, yang tecermin pada kenaikan NAB/unit dari Rp2717,05 pada 29 Juni 2024 ke Rp2731,07 pada 30 Juni 2025.
Dia juga menambahkan, beda selanjutnya adalah pajak. Bunga bank dikenai pajak sebesar 20 persen. Sedangkan keuntungan reksa dana, baik yang dibagikan sebagai dividen maupun yang dicatatkan sebagai pertumbuhan modal, bukan objek pajak.
|Baca juga: Masih Bingung soal Reksa Dana? Ini Penjelasan Lengkap Jenis dan Keuntungannya!
Artinya, ketika kita membandingkan return reksa dana dengan bunga deposito, jangan lupa membuat perbandingan yang apple to apple dengan memperhitungkan potongan pajak tersebut. Misalnya, return 1 tahun (Juni 2025) Reksa Dana MOU Kelas A sebesar 6,8 persen, akan setara dengan bunga deposito 8,5 persen setahun.
Dividen reksa dana, fleksibel
Bagi investor yang menginginkan arus pendapatan rutin, dividen reksa dana dapat diterima dalam bentuk tunai dan langsung dibelanjakan. “Akan tetapi bagi investor yang mengutamakan pertumbuhan modal, dividen reksa dana dapat diinvestasikan kembali agar modal dan keuntungan investasi terus menggulung,” tutur Freddy.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News