Media Asuransi, JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersinergi dengan Kementerian Sosial Republik Indonesia (Kemensos RI) berkomitmen untuk terus meningkatkan literasi dan inklusi keuangan Masyarakat. Khususnya literasi bagi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) agar dapat lebih mandiri secara finansial dan terlepas dari bantuan sosial pemerintah melalui pemberdayaan ekonomi.
Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi bersama Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Republik Indonesia, Muhadjir Effendy, Menteri Sosial Republik Indonesia, Tri Rismaharini, dan Anggota Komisi XI DPR-RI, Andreas Eddy Susetyo, hadir dalam kick off Roadshow Pahlawan Ekonomi Nasional (PENA) 2023 di Klinik Usaha PENA, Desa Kendalpenyak, Kabupaten Malang, Sabtu, 12 Agustus 2023.
Dalam sambutannya, Friderica menyambut baik program PENA dari Kementerian Sosial sebagai upaya pemberdayaan masyarakat kurang mampu secara menyeluruh melalui pendampingan usaha bagi Keluarga Penerima Manfaat (KPM) PENA, pelatihan usaha, pelatihan mendapatkan modal, dan pemberian pemahaman mengenai pengelolaan keuangan.
|Baca juga: OJK Resmikan Program Ekosistem Keuangan Inklusif di Sumatra Barat
“OJK bertugas mengatur mengawasi dan melindungi konsumen di masyarakat, salah satunya melakukan edukasi dan literasi seperti hari ini. Hari ini fokus ke literasi dulu, setelahnya ke inklusi. Paling penting itu bagaimana produk dan jasa keuangan bisa untuk menyejahterakan masyarakat,” katanya.
Lebih lanjut, Friderica mengingatkan kepada KPM PENA, apabila ekonomi sudah meningkat, tetap harus berhati-hati terhadap skema penipuan, penipuan berkedok investasi maupun tawaran dari entitas keuangan ilegal.
Pada kesempatan yang sama, Tri Rismaharini menjelaskan bahwa dalam rangka meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat, mereka perlu dibekali dengan literasi keuangan yang memadai. “Yang kita ajarkan bagaimana mengelola uang itu. Ketika mereka pensiun mereka punya tabungan, mereka bisa menyekolahkan anak-anaknya. Kalo di literasi keuangan itu diajari misalnya ini amplop pendidikan, ini amplop kesehatan, ini amplop tambahan modal, ada amplop masing-masing, saat mereka pendapatannya naik, maka harus ada manajemen pengelolaan keuangan,” katanya.
Sementara itu Muhadjir Effendy menambahkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia belum dibarengi dengan menurunnya ketimpangan ekonomi dan angka kemiskinan ekstrim yang masih berada di angka 1,12 persen. “Peranan ibu-ibu PENA sangat luar biasa. Saya yakin kemiskinan ekstrem kita bisa turun jadi 0,6 itu karena ibu-Ibu PENA. Pokoknya tidak boleh menyerah,” tuturnya.
Pada kegiatan tersebut juga dilakukan konsultasi pemasaran, keuangan, desain, packaging dan perizinan. Selain itu ada pelatihan keterampilan dan kewirausahaan, seperti pelatihan perbengkelan, mekanik dan operator alat berat, keterampilan menjahit, keterampilan sablon, budidaya dan pengolahan daun kelor, usaha warung kelontong, dan kuliner/tata boga dalam rangka upaya pemberdayaan masyarakat menjadi lebih mandiri.
Beberapa pelatihan diadakan tidak hanya di Malang, namun serentak di lebih dari 800 titik wilayah di seluruh Indonesia.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News