1
1

OJK: Kinerja Sektor Jasa Keuangan, Relatif Terjaga

Media Asuransi, JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai Stabilitas Sistem Keuangan (SSK) dan kinerja sektor jasa keuangan relatif terjaga. Hal ini ditandai dengan intermediasi lembaga jasa keuangan yang masih tumbuh sejalan dengan kinerja perekonomian domestik.

Hal ini disampaikan Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar, dalam jumpa pers bersama Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), Senin sore, 1 Agustus 2022. Menurut dia, kredit perbankan pada kuartal II/2022 tumbuh sebesar 10,66 persen year on year (yoy) per Juni 2022, ditopang pertumbuhan kredit korporasi sebesar 12,87 persen yoy. Sementara, Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh sebesar 9,13 persen yoy, ditopang oleh kenaikan giro 19,57 persen yoy dan tabungan 12,31 persen yoy.

|Baca juga: OJK Minta Pelaku Jasa Keuangan Perkuat Pengawasan Market Conduct

Jumpa pers dihadiri semua Ketua dan Anggota KSSK, yakni Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar, dan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudi Sadewa, yang menyampaikan hasil Rapat Berkala KSSK III tahun 2022 pada Jumat, 29 Juli 2022, di Kementerian Keuangan (Kemenkeu).

“Industri perasuransian berhasil meningkatkan penghimpunan premi hingga Rp27,8 triliun pada Juni 2022 dengan premi asuransi jiwa Rp15,2 triliun dan asuransi umum Rp12,6 triliun,” jelas Ketua DK OJK.

Sejalan dengan kinerja intermediasi perbankan, menurut Mahendra, penyaluran pembiayaan melanjutkan tren positif dengan pertumbuhan 5,63 persen yoy per Juni 2022, didukung pembiayaan terutama investasi dan modal kerja yang tumbuh masing-masing sebesar 19,6 persen dan 18,8 persen. Sedangkan penghimpunan dana di pasar modal hingga 26 Juli 2022 mencapai Rp123,5 triliun dengan tambahan 32 emiten baru.

Sementara  itu, kinerja pasar saham masih mampu menguat 5,70 persen year to date (ytd) ke level 6.898,22 per 27 Juli 2022 dan termasuk dalam bursa saham dengan kinerja terbaik di kawasan. Hal ini ditunjang dengan net buy nonresiden di pasar saham Rp58,29 triliun di tengah volatilitas pasar keuangan global.

“Namun demikian, perlu dicermati bahwa tekanan terhadap pasar keuangan global juga sudah mulai berdampak pada pasar saham domestik. Hal ini terlihat dari meningkatnya volatilitas di pasar saham domestik dan kendati secara ytd nonresiden masih mencatatkan inflow sebesar Rp58,29 triliun, namun sejak bulan Mei hingga 27 Juli 2022 telah mencatat net sell sebesar Rp13,88 triliun, sejalan dengan outflow di emerging economy lainnya,” kata Mahendra Siregar.

|Baca juga: 4 Strategi Dongkrak Peran Industri Jasa Keuangan Syariah

Lebih lanjut dijelaskan bahwa risiko kredit terjaga, baik pada industri perbankan maupun pembiayaan didukung likuiditas yang memadai dan permodalan yang kuat. NPL gross perbankan per Juni 2022 terpantau turun menjadi sebesar 2,86 persen, sementara rasio NPF perusahaan pembiayaan di level 2,81 persen. Likuiditas perbankan memadai dengan rasio Alat Likuid/Non-Core Deposit (AL/NCD) di level 133,35 persen dan Alat Likuid/DPK (AL/DPK) di level 29,99 persen pada Juni 2022.

Ketahanan permodalan industri jasa keuangan memadai dengan CAR perbankan mencapai 24,69 persen, sejalan dengan kuatnya permodalan industri asuransi jiwa dan asuransi umum dengan Risk-Based Capital (RBC) masing-masing di level 481,01 persen dan 318,24 persen. Demikian halnya dengan gearing ratio perusahaan pembiayaan yang sebesar 1,98 kali.

“Dalam rangka menjaga SSK di tengah meningkatnya risiko eksternal, OJK akan proaktif memperkuat kebijakan prudensial di sektor jasa keuangan dalam menjaga stabilitas industry jasa keuangan,” tegas Mahendra Siregar.

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Krisis Ekonomi, Warga Korea Utara Ramai-Ramai Ajukan Cerai
Next Post LPS Jamin Dana 484,74 Juta Rekening Nasabah

Member Login

or