Media Asuransi, JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memaparkan bahwa kinerja industri pembiayaan (multifinance) sangat bagus di 2 bulan pertama 2023. Nilai outstanding piutang pembiayaan di Februari 2023 tercatat sebesar Rp428,42 triliun atau tumbuh 15,28 persen yoy. Pertumbuhannya lebih tinggi dibandingkan per Januari 2023 yang tercatat sebesar 14,57 persen yoy.
“Kenaikan ini utamanya didorong oleh pembiayaan modal kerja dan investasi yang masing-masing tumbuh sebesar 32,76 persen yoy dan 19,93 persen yoy,” kata Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun OJK, Ogi Prastomiyono, dalam jumpa pers secara daring, Senin sore, 3 April 2023.
Dia menambahkan bahwa profil risiko perusahaan pembiayaan masih terjaga dengan rasio non performing financing (NPF) Februari 2023 tercatat sebesar 2,36 persen. NPF perusahaan pembiayaan Februari 2023 ini turun jika dibandingkan dengan NPF per Januari 2023 yang sebesar 2,40 persen.
|Baca juga: Pembiayaan Mobil Listrik Kian Marak di 2023
Sementara itu, permodalan perusahaan pembiayaan terjaga. Tingkat pinjaman dibandingkan dengan modal sendiri atau gearing ratio perusahaan pembiayaan tercatat stabil 2,07 kali, meningkat dibandingkan per Januari 2023: 2,03 kali. Jauh di bawah batas maksimum 10 kali.
Di sisi lain, Ogi menyampaikan bahwa fintech peer to peer (P2P) lending pada Februari 2023 mencatatkan outstanding pembiayaan yang mencapai Rp50,09 triliun atau tumbuh sebesar 44,62 persen yoy. Sedikit menurun dibandingkan dengan per Januari 2023 yang tercatat sebesar Rp51,03 triliun atau tumbuh sebesar 63,47 persen yoy.
“Sementara itu, tingkat risiko kredit secara agregat (TWP90) Februari 2023 tercatat menurun menjadi 2,69 persen yoy, dibandingkan dengan Januari 2023 sebesar 2,75 persen yoy,” tutur Ogi Prastomiyono.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News