Media Asuransi, JAKARTA – Popularitas e-commerce yang luar biasa tinggi sejak pandemi di awal 2020, mendorong pesatnya adopsi digital payment, termasuk paylater, di kehidupan masyarakat sehari-hari. Riset Perilaku Konsumen E-Commerce Report 2021 pun mengungkapkan pengguna metode pembayaran paylater di Indonesia meningkat selama pandemi, dengan 55 persen dari konsumen yang menyatakan pernah menggunakan paylater, baru menggunakannya saat pandemi.
Di Asia Tenggara, terutama di Singapura, Filipina, dan India, paylater telah menguasai setidaknya 3 persen dari market share transaksi di e-commerce. Sementara itu secara global, pertumbuhan industri paylater juga diprediksi meningkat hingga 2 kali lipat pada periode 2020 – 2024.
Sebagai pelopor paylater di Indonesia, Kredivo melihat potensi pengembangan industri yang terus tumbuh menjadi primadona di tengah tren transaksi digital saat ini. “Pada awal Kredivo hadir di 2016, penetrasi paylater di Indonesia masih pada tahap awal, belum familiar di beberapa kalangan masyarakat. Namun, saat ini industri paylater telah menjadi industri yang terus bertumbuh secara signifikan dalam waktu relatif cepat. Kebutuhan masyarakat akan opsi metode pembayaran fleksibel di tengah rendahnya penetrasi kartu kredit di Indonesia masih menjadi faktor utama bagi pertumbuhan industri ini,” ungkap General Manager Kredivo, Lily Suriani, dalam keterangannya, Kamis, 17 Februari 2022.
|Baca juga: Indodana Gandeng OK Bank Perkuat Bisnis Indodana PayLater
Menurut Lily, tidak hanya berhenti pada adanya kebutuhan masyarakat yang tinggi terhadap opsi pembayaran alternatif, potensi pengembangan industri paylater juga dilihat sebagai sebuah strategi yang efektif dan efisien dalam menjangkau masyarakat underbanked di Indonesia, yang jumlahnya masih tinggi di Indonesia.
“Tercatat, sekitar 26 persen atau 47 juta jiwa dari total populasi penduduk dewasa di Indonesia telah memiliki rekening bank namun masih menghadapi keterbatasan akses ke layanan keuangan konvensional seperti kartu kredit dan KTA. Bahkan, jumlah populasi underbanked di Indonesia merupakan yang terbesar di Asia Tenggara. Sehingga, tak heran jika saat ini berbagai kolaborasi strategis juga dilakukan di antara bank konvensional dan pelaku industri paylater mulai dari pendanaan lini kredit, hingga menghadirkan kartu fisik paylater, guna menjangkau lebih banyak masyarakat, terutama kelompok underbanked tersebut,” jelasnya.
Menurutnya, industri paylater terus beriringan dengan pengembangan industri e-commerce. Hal ini pun tercermin dari preferensi konsumen dalam memilih metode pembayaran digital untuk berbelanja di e-commerce, dengan 27 persen responden menggunakan paylater untuk berbelanja di e-commerce paling tidak satu kali dalam setahun terakhir, bersaing dengan metode pembayaran e-wallet dan transfer bank.
“Sementara itu, transaksi paylater di e-commerce Indonesia juga mengalami peningkatan hingga 8,7 kali. Sektor e-commerce menjadi salah satu fokus utama kami dalam meningkatkan penetrasi setiap tahunnya. Kredivo pun telah melakukan integrasi fitur paylater dengan wallet share setidaknya 50 persen di mayoritas merchant e-commerce di Indonesia,” pungkasnya.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News