1
1

Solusi Langit” yang Ditawarkan PPA Institute untuk Bebas dari Pinjol

PPA Institut selenggarakan diskusi mengenai pinjaman online. | Foto: doc

Media Asuransi, JAKARTA – Kasus banyaknya penduduk Indonesia, khususnya warga DKI Jakarta yang memiliki utang pada aplikasi pinjaman online (pinjol) hingga Rp10,35 triliun mendorong lembaga training berbasis Al Qur’an PPA Institute untuk turut aktif memberikan solusinya.

Selama ini masyarakat mencari jalan keluar dengan cara mengajukan pinjaman baru untuk menutup pinjaman lama. Padahal, utang yang ditutup dengan utang lagi tidak akan pernah lunas terlebih lagi jika di dalamnya terdapat sistem bunga berbunga.

Menurut Helmy Faisal, CEO dari PPA Institute, menyelesaikan masalah dengan masalah bukanlah pilihan yang tepat. Kemudahan akses dalam mendapatkan pinjaman cepat dan instan harusnya diwaspadai sebagai sumber potensi masalah finansial baru di masa depan.

“Standar hidup yang sering kali memicu hawa nafsu untuk segera membeli sesuatu yang tidak dibutuhkan, agar bisa membuktikan eksistensi mereka di lingkungan sosialnya, adalah penyakit hati di masyarakat kita. Dampaknya tidak perlu menunggu waktu yang lama, cukup beberapa bulan atau paling lambat satu tahun sebelum peminjam merasakan efek buruk dari pinjaman yang mereka dapatkan. Dan ini sudah sangat sering terjadi,” tutur pria yang akrab disapa Kang Helmy ini.

Sistem bunga yang diterapkan pinjol, tambahnya, merupakan salah satu sebab munculnya masalah keuangan di kemudian hari.

|Baca juga: Sebanyak 2,38 Juta Warga Jakarta Terlilit Utang Pinjol hingga Rp10,35 Triliun

“Dari sisi agama Islam, bunga adalah sesuatu yang tidak diperbolehkan dan termasuk kategori riba. Kalau kita memulai sesuatu dengan melanggar aturan agama, maka sudah bisa dipastikan bahwa nanti akan menimbulkan masalah. Banyak suami istri yang harus cerai karena tidak tahan dengan intimidasi debt collector dari pinjol. Kita masih ingat kasus bunuh diri karyawati di Gorontalo karena terjerat pinjol. Lalu di Bogor pun kasusnya sama, bunuh diri karena pinjol. Ini sudah sangat memprihatinkan.”

Kang Helmy pun mengimbau bagi mereka yang terjerat pinjol untuk menguatkan diri dengan menggunakan cara-cara agama agar bisa segera keluar dari utangnya.

“Pertama, kami sering mengajarkan kepada para alumni kami yang terjerat pinjol, untuk segera bertaubat kepada Allah SWT. Melakukan sebanyak mungkin sholat taubat khusus untuk masalah ini. Jangan minta solusi dulu, tapi minta ampun karena telah melakukan dosa besar berupa riba.”

Selanjutnya, katanya lagi, mulai dengan menuruti apa-apa yang diperintahkan agama dan menjauhi apa yang dilarang.

“Kami menyebutnya dengan istilah Manut pada Allah. Ini bahasa lain dari taqwa. Para debitur pinjol yang ingin cepat-cepat keluar dari masalahnya, harus mulai mengikuti amalan yang diperintahkan Al Qur’an. Misalnya sedekah, berbakti pada orang tua, menyambung silaturahim, dan lainnya sambil mengurangi perilaku-perilaku dosa yang selama ini dilakukan.”

Helmy mengatakan bahwa solusi terhadap kasus pinjol ini datangnya dari Allah SWT, bukan dari usaha keras manusia mencari pinjaman baru atau bekerja mati-matian. Karena itulah dibutuhkan ikhtiar langit yang lebih kuat yang mengiringi ikhtiar bumi.

“Kondisi tersebut banyak dialami oleh alumni kami, mulai dari hanya puluhan juta hingga mencapai miliaran rupiah. Namun hal tersebut, cepat atau lambat bisa diatasi, atas izin Allah SWT, saat kesehatan mental dan spiritual bisa dirasakan oleh seorang individu. Karena saat hati kita tenang, akses menuju solusi akan lebih mudah dicapai.”

|Baca juga: Satgas Waspada Investasi Temukan 8 Entitas Investasi dan 85 Pinjol Ilegal di Februari 2023

Dia mencontohkan salah satu alumni dari Masamba, Sulawesi Selatan, yang punya hutang sebesar 700 juta rupiah dari sebuah lembaga keuangan dan akhirnya bisa melunasi pinjamannya.

“Banyak yang tahu tentang keinginan dirinya, seperti barang-barang baru, kendaraan, wisata ke luar negeri, sehingga mereka mengajukan pinjol untuk memuaskan keinginan itu. Tapi tidak banyak yang tahu tentang keinginan Penciptanya, yang melarang untuk melakukan riba. Maka wajar kalau sekarang terjerat hutang ratusan juta sampai milyaran rupiah, karena kita hobi melanggar keinginan Pencipta kita.”

PPA Institute sendiri telah melakukan riset selama 10 tahun kepada lebih dari 120.000 orang di tiga negara (Indonesia, Malaysia dan Singapura). Konsep yang dinamakan The Fundamental of Miracle Life ini telah sukses memandu masyarakat untuk mendapatkan hidup yang lebih berkualitas berbasis Al Qur’an dan hadist.

“Kalau aturan lalu lintas bisa membuat pengendara dan pengguna jalan selamat di dunia, maka aturan sang Pencipta akan membuat manusia selamat di dunia dan di akhirat. Jika urusan akhirat yang lebih berat saja bisa selamat, apalagi sekedar urusan pinjol yang secara hakekat jauh lebih ringan,” tutupnya.

Data Satgas Waspada Investasi (SWI) – OJK mencatat ada 4.567 perusahaan keuangan berbasis online yang ditemukan dan telah ditutup, karena tidak resmi beroperasi, dan masih banyak lainnya yang belum terdeteksi dan berkeliaran di hadapan masyarakat. Sehingga mereka terlibat dalam akad pinjaman tidak resmi, berbunga tinggi bahkan mekanisme penagihan yang tidak sedikit dijalankan secara brutal oleh perusahaan pinjol, sehingga membuat kondisi masyarakat semakin terjebak dalam sistem yang tidak sehat.

 

Editor: Achmad Aris

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post 15 Market Leaders of Reinsurance Brokers, Manage to Show Their Existence
Next Post Asus ROG 7 Pro Series

Member Login

or